Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit tingkat pekebun mandiri di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), menguat menjadi Rp1.050 per kilogram.
Pekebun setempat, Zainal di Painan, Minggu, mengatakan harga saat ini jauh lebih baik dari sebulan lalu yang hanya Rp600 per kilogramnya.
Ia menambahkan mahalnya TBS dikarenakan sedikitnya hasil panen masing-masing pekebun, berbeda kalau TBS sedang banjir harganya pun relatif murah.
"Biasanya setiap hektare menghasilkan satu setengah hingga dua ton namun sekarang tidak, produksinya hanya satu ton bahkan kurang," jelasnya.
Ia mengaku sangat menantikan harga TBS yang bisa diandalkan untuk menopang ekonomi keluarga, tidak murah pada saat buahnya banjir dan tidak pula baru berharga mahal pada saat buahnya sedikit.
"Sedihnya kalau mau masuk Hari Raya Idul Fitri ditengah harga kebutuhan sedang naik harga TBS malah turun dan itu terjadi setiap tahunnya," sebutnya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumbar, Irman mengatakan jalan keluar agar harga TBS ditingkat pekebun bisa bersaing adalah dengan mendatangkan investor pengelola kelapa sawit yang berorientasi mengolah kelapa sawit pekebun mandiri dan juga dengan membentuk kelembagaan petani.
Menurutnya, dengan adanya kelembagaan maka pekebun bisa bekerja sama dengan perusahaan pengelola kelapa sawit sehingga harganya pun tidak anjlok.
Ia menjelaskan dalam kerjasama itu akan ada penetapan harga setiap periodenya yang dihadiri pemerintah kabupaten, provinsi dan pihak terkait lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat