Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara Dian Nugraha mengimbau masyarakat di daerah itu agar melakukan transaksi non-tunai karena lebih aman bila dibandingkan dengan transaksi tunai.
"Transaksi non-tunai lebih aman karena bisa menghindarkan masyarakat dari korban tindak kejahatan perampokan atau pencurian oleh pelaku tindak kejahatan," katanya di Kendari, Selasa (13/9/2016).
Selain itu, kata dia, transaksi non-tunai juga dapat menghindarkan masyarakat dari tindak kejahatan peredaran uang palsu yang belakangan ini marak terjadi di tengah masyarakat.
"Kalau masyarakat membiasakan diri melakukan transaksi non-tunai, maka secara perlahan peredaran uang palsu dapat ditekan bahkan dihilangkan," katanya.
Menurut dia, peredaran uang palsu marak terjadi di tengah masyarakat pada setiap bulan puasa dan menjelang lebaran karena kebutuhan masyarakat di waktu tersebut sangat tinggi.?Pada saat yang sama, kata dia, harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
"Akibat meningkatnya jumlah kebutuhan dan naiknya harga barang, membuat orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering nekad mengedarkan uang palsu untuk mendapatkan keuntungan besar," katanya.
Karena itu, kata dia, untuk mencegah peredaran uang palsu, masyarakat dalam bertransaksi sebaiknya menggunakan non-tunai, baik melalui ATM maupun melalui sms banking yang lebih aman.
Ia mengatakan, sampai dengan Agustus 2016, BI telah menemukan uang palsu di masyarakat sebanyak 2.145 lembar.
"Jumlah tersebut meningkat tajam bila dibandingkan dengan temuan uang palsu di tahun 2015 yang hanya kurang lebih 400 lembar. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: