Perusahan Yahoo mengatakan peretas telah mencuri informasi dari sekitar 500 juta pengguna sejak tahun 2004 yang dinilai merupakan pelanggaran?cyber?terbesar dalam sejarah.
Beberapa data yang diretas dari pengguna adalah nama, email, jawaban dan pertayaan yang terenkripsi, namun tak termasuk data kartu kredit, demikian menurut Yahoo, seperti dikutip?BBC?di Jakarta, Jumat (23/09/2016).?
Menurut Yahoo kemungkinan terbesar negara juga memainkan peran dalam aksi tersebut, sementara FBI mengkonfirmasi sedang menyelediki pelanggaran tersebut.
Pada bulan Juli lalu Yahoo telah dijual kepada Verizon, perusahan telekomunikasi Amerika Serikat (AS)??sebesar US$ 4,8 miliar. Kesepakatan akuisisi tersebut mencakup bisnis periklanan, konten, termasuk aktivitas mobile dan mesin pencarianYahoo.
Nilai kesepakatan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan penawaran Microsoft untuk mengakuisisi?Yahoo?sebesar US$ 44 miliar pada tahun 2008, bahkan?Yahoo?sempat menembus nilai US$ 125 miliar saat?booming?dot.com?di tahun 2000.
Perusahaan telekomunikasi ini berharap dengan menggabungkan?Yahoo?dan AOL, mereka dapat bersaing dengan Google dan Facebook dan menjadi perusahaan terbesar ketiga dalam bisnis iklan digital.
Secara detail, data yang diretas adalah nama, alamat, nomor telepon, tanggal lahir, paspor yang terenkripsi.?
Menurut Yahoo ini adalah pelanggaran besar dan terjadi di luar perkiraan perusahan.Untuk saat ini, solusi dari Yahoo kepada para pengguna adalah segara menggantikan paspor jika tidak pernah mengubahnya sejak 2014.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: