Untuk mewujudkan Indonesia terang hingga ke seluruh pelosok negeri, pemerintah meluncurkan Program Listrik 35.000 Megawatt. PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) sebagai salah satu perusahaan pembangkit listrik mendapat tugas untuk mewujudkan program tersebut.
Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara mengaku sangat optimis pihaknya mampu mewujudkan hal itu. Menurutnya, sejauh ini beberapa penugasan telah dilakukan sesuai jadwal dan beberapa kegiatan bahkan dikerjakan lebih cepat dari schedule.
"Pencapaian dari 35 ribu yang ditugaskan kepada PJB akan berjalan dengan lancar," katanya di Surabaya, Senin (24/10/2016).
Iwan Agung Firstantara mengatakan beberapa tugas yang sudah direalisasikan antara lain pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Cilacap dengan kapasitas 2.000 MW, PLTA Batang Toru dengan Kapasitas 510 MW, dan lebih banyak lagi dengan total yang sudah dikerjakan mencapai 5.000 MW. Dari target pemerintah 35.000 MW, PJB bakal menyediakan pembangkit berkapasitas 7.000 hingga 10.000 MW.
"2017 target proyek jangka panjang tiang pancang, tetapi yang jangka pendek mobil power plant yang 500 MW 2018 sudah bisa beroperasi," ujar Iwan.
Yang menjadi kendala utama, masalah klasik yang utama tanah, ketersediaan energi primes apa pas dengan kondisi. Sesuai dengan komitmen PJB, lanjut Iwan, di usia ke-21 tahun PJB telah menunjukkan operasi dan maintenance yang sudah kelas dunia. Itu terbukti beberapa performance operasi masuk dalam 10 terbaik kinerja dunia.
Di samping itu dukungan sustainability dari operasionalnya merupakan yang leading untuk proses pengelolaan pembangkit di Asia Tenggara satu-satunya yang menggunakan 505001. Ke depan, imbuhnya, dengan operational excellence yang telah dicapai akan ditingkatkan kepada business excellence di mana untuk mewujudkan operational excellence to business excellence tidak hanya fokus pada operasional dan maintenance, tapi sudah fokus kepada perusahaan pembangkit di mana efisiensi, bottom line, dan environment menjadi fokus utama.
Menurut Iwan, pembangunan dengan konsep lingkungan saat ini sudah menjadi isu nasional. PJB concern akan hal itu di mana ada dua divisi yang meng-handle tentang lingkungan. Untuk teknologi yang digunakan, PJB menggunakan monitoring system dan test di sekitar pembangkit untuk mengetahui menimbulkan polusi dan suara seperti apa.
"Selain struktur organisasi dan teknologi juga mengikuti standar, saat ini sudah banyak hijau dan biru, ingin standar emas," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: