Kredit Foto: Vicky Fadil
Pembukaan akses jaringan transmisi PT Perusahaan Listrik Negara bagi Produsen Listrik Independen (IPP) akan berdampak sangat positif terhadap kelistrikan nasional karena sistem yang disebut sebagai "power wheeling" itu bisa mengoptimalkan penggunaan jaringan PLN.
"Tujuan 'power wheeling' adalah untuk memaksimalkan jaringan transmisi dan distribusi PLN. Dalam hal ini, 'power wheeling' membantu PLN dalam mengoptimalkan jaringan, kata Sekjen Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Heru Dewanto di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Heru mengatakan beban PLN dalam mengaliri listrik seluruh wilayah Tanah Air, saat ini memang cukup berat. Hingga saat ini saja, lanjut dia, setengah jumlah desa di Indonesia masih belum menikmati listrik. "Itu sebabnya, 'power wheeling' sangat membantu dalam mengurangi beban PLN tersebut," kata Heru.
Di sisi lain Heru sependapat bahwa ke depan diperlukan badan atau lembaga pengatur transmisi dari pemerintah di luar PLN, sehingga bisa menjamin kesetaraan bisnis. Dia mencontohkan di berbagai negara, open access sudah jamak dilakukan, karena mereka mengenal prinsip "multi seller multi buyer". "Sebagai saran bisnis, ide tersebut sangat bagus. Karena jika ada kompetisi, nilai positifnya adalah bahwa selalu pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan harga pun menjadi lebih kompetitif," kata Heru.
Menurut Heru, semua memang memerlukan tahapan. Pada tahap awal, yang harus dilakukan adalah dengan menumbuhkembangkan sistem power wheeling yang ada saat ini. Jika semua sudah merasakan manfaat, barulah dibuat pengaturan lain sehingga menjadi lebih kompetitif. "Jadi tahapan pertama, bagaimana 'power wheeling' bisa diterapkan dengan baik di Indonesia," kata Heru.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menambahkan "power wheelling" sama seperti penggunaan jalan tol atau pipa gas. Dalam hal ini pemilik fasilitas tersebut menyewakan infrastruktur miliknya, untuk dipergunakan pihak lain. Sedangkan pihak pengguna, harus membayar biaya sewa yang besarnya sudah ditentukan.
Saat ini hanya PLN yang memiliki jaringan transmisi, lanjut Fabby, maka penerapan power wheeling adalah dengan memanfaatkan jaringan milik PLN oleh pihak lain. Melalui sistem power wheeling pula, maka IPP bisa menjual listrik ke perusahaan selain PLN. Dalam hal ini, lanjut Fabby, PLN tidak boleh menolak dengan alasan apapun, termasuk alasan bahwa kapasitas jaringan sudah terpenuhi.
"Itu kuncinya, yakni bahwa tidak boleh ada diskriminasi. Karena itulah, maka juga diperlukan perencanaan yang matang, agar tidak terdapat penolakan seperti itu," kata Fabby.
Terkait pengelola transmisi, menurut Fabby, sebenarnya di luar negeri sudah dilakukan pihak independen yang tergabung ke dalam Independent Transmition Organisation. Berbeda dengan Indonesia, di berbagai negara memang banyak terdapat utility, sehingga dibutuhkan operator transmisi yang lebih netral. Mereka tidak hanya mengelola namun juga harus membangun jaringan transmisi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil