Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bappenas Minta Pemerintah Dorong Investasi untuk Ciptakan Lapangan Kerja

        Bappenas Minta Pemerintah Dorong Investasi untuk Ciptakan Lapangan Kerja Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai pemerintah harus mendorong investasi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru di Tanah Air.

        Tingkat pengangguran terbuka pada 2015 mencapai 6,18 persen, sedangkan pada 2019 ditargetkan mencapai kisaran 4-5 persen. Artinya, harus ada sekitar 10-11 juta lapangan kerja baru selama lima tahun atau 2 juta per tahun.

        "Jadi, untuk mendorong lapangan kerja baru 2 juta per tahun, kita harus dorong investasi. Pemerintah juga menjadi bagian dari investasi di mana 'government investment' (investasi pemerintah) datang dari belanja di infrastruktur," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

        Bappenas sendiri mendorong pembiayaan infrastruktur tidak hanya bergantung dari APBN, namun melibatkan pihak swasta lebih banyak ke depannya.

        Bambang menilai saat ini investasi asing langsung (foreign irect investment) sendiri agak sulit di mana terakhir tumbuh 12 persen, lebih rendah dibandingkan saat komoditas 'booming' sehingga bisa tumbuh hingga 20 persen.

        "Pertumbuhan investasi melambat, maka daya serap tenaga kerja melambat," ujarnya.

        Selain investasi di infrastruktur, Bambang menilai investasi di sektor pariwisata juga cukup menjanjikan karena diyakini akan lebih menarik minat investor dan penyerapan tenaga kerjanya juga besar.

        Penyerapan tenaga kerja akan langsung pada penciptaan lapangan kerja lokal, yang langsung merespon pariwisata. Makanya ada rencana mendorong 10 destinasi, itu untuk mendorong lapangan kerja lebih banyak, kata Bambang.

        Ia menekankan semakin besar kontribusi investasi, maka tenaga kerja yang tercipta juga akan semakin banyak.

        "Artinya, investasi harus tetap digenjot. Kalau investasi turun, penyerapan tenaga kerja turun. Kalau tidak, seperti 2000-2004 maka ada pengurangan tenaga kerja hingga 500 ribu orang," ujarnya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: