Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR). Dalam pernyataannya tadi malam, Federal Open Meeting Committee (FOMC) menyebutkan, perbaikan ekonomi di AS masih dinilai belum cukup untuk menaikkan suku bunga The Fed. Akan tetapi, The Fed menyatakan kemungkinan kenaikan FFR terus menguat.
Menanggapi hal itu, Bank Indonesia (BI) telah memperkirakan rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed tidak terjadi di Bulan November 2016. Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, The Fed baru akan menaikkan suku bunga acuannya di bulan Desember 2016.
"Dalam perkiraan kami dan pembahasan Rapat Dewan Gubernur BI (RDG), kami antisipasi kalau kenaikan Fed Rate bukan di November tapi baru akan terjadi Desember 2016," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Meski begitu, keputusan The Fed semalam yang menahan suku bunga rendah merupakan salah satu kondisi global yang tidak menentu sehingga perlu terus dipantau dan antisipasi. Lebih jauh, BI memproyeksikan pada tahun depan the Fed akan menaikkan suku bunganya sebanyak dua kali.
"Itu yang kami lakukan yang jelas BI sudah antisipasi perhitungkan sekali naik di Desember dan dua kali di tahun depan masing-masing 25 bps serta tiga kali di 2018. Itu sudah masuk perhtiungan kami. Ketidakpastian pemulihan ekonomi di AS itu jadi pertimbangan bgmn the Fed akan sikapi dalam keputusan yang akan datang," jelas Perry.
"Tentu saja kami lihat dari kemarin sidang FOMC bukan hanya keputusan FFR tidak berubah, tapi juga tones komunikasi kebijakan yang beberapa waktu lalu cenderung hawkish tapi dari kemarin bukan hawkish bahkan dovish," tambah dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo