PT Angkasa Pura II mengoptimalkan utilisasi landasan pacu (runway) Selatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, selama perbaikan landasan pacu Utara hingga 15 bulan ke depan.
Head of Corporate Secretary and Legal AP II Agus Haryadi di Jakarta, Minggu (13/11/2016), menjelaskan saat ini penggunaan landasan pacu Utara dibatasi karena ada perbaikan serta perlapisan (overlay) yang mengharuskan landasan pacu tersebut ditutup dari pukul 23.00-04.00 dini hari.
"Kita tidak bisa menutup total, akhirnya manajemen memutuskan untuk melakukan buka tutup, supaya masih tetap bisa digunakan," katanya.
Sementara itu, pada jam penutupan, pengoperasian penerbangan dialihkan ke landasan pacu Selatan. "Runway?Selatan ini masih punya spare?(ruang), jadi untuk sementara take off landing?yang biasanya menggunakan runway Utara, kita alihkan ke Selatan," katanya.
Agus mengaku dengan pengalihan tersebut tidak begitu berdampak pada kepadatan penerbangan di landasan pacu Selatan karena pada jam-jam tersebut frekuensinya dinilai tidak begitu padat.
"Setelah kami berdiskusi, akhirnya diputuskan window time, jangka waktunya yang paling tepat yaitu pukul 23.00 sampai 04.00 pagi," katanya.
Meskipun, lanjut dia, jam untuk perbaikan landasan pacu juga harus dipotong karena proses memasukan dan mengeluarkan (mobilisasi dan demonbilisasi) alat berat memakan waktu hingga satu jam. Jam-jam padat di Bandara Soetta adalah pagi pukul 05.00-08.00 WIB kemudian sore dari pukul 15.00-20.00 WIB.
Terkait lamanya waktu pengerjaan hingga 15 bulan, Agus mengaku pihaknya tidak memiliki pilihan lain untuk mempercepat proses tersebut karena landasan pacu Utara tidak dapat seluruhnya ditutup.
"Bisa saja dikejar tiga hingga empat bulan rampung dengan catatan seluruh 'runway' Utara ditutup, itu 'kan tidak memungkinkan mengingat sangat padat sekali 'traffic' (lalu lintas) penerbangan di Soetta," katanya.
Dia mengatakan saat ini terdapat 72 pergerakan pesawat perjam di Bandara Soetta atau disebut "improved runway capacity" (IRC) 72. Sedangkan total panjang landasan pacu baik Utara maupun Selatan, yaitu 3.600 meter dan lebar 60 meter.
Agus mengatakan sudah mengadakan sosialisasi dengan maskapai terkait perbaikan tersebut.
"Kami sangat memaklumi kesulitan dari maskapai tetapi kita juga tidak bisa menutup 'runway' karena konsekuensinya pengurangan jumlah penerbangan, ini akan mengganggu operasi dari maskapai itu sendiri," katanya.
Agus mengatakan perbaikan harus dilakukan karena beban landasan pacu sudah sangat berat, sehingga permukaannya tidak lagi rata. Selain itu, lanjut dia, karena lokasinya berdekatan dengan laut, tinggi muka air sudah meningkat (elevasi), apabila dibiarkan akan mengganggu keamanan dan keselamatan penerbangan.
"Sebagai pengelola bandara dan fasilitasnya, kita tidak boleh terus-menerus mengeksploitasi 'runway', sudah ada beberapa keluhan juga dari pilot karena agak bergelombang," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Maskapai Garuda Indonesia M Arif Wibowo mengatakan penerbangan yang terdampak perbaikan landasan pacu tersebut yaitu penerbangan internasional Jakarta-Amsterdam.
"Penerbangan ke Amsterdam ini harus kita geser," katanya.
Selain itu penerbangan Jakarta-London juga harus transit terlebih dahulu di Singapura. Bukan hanya internasional, lanjut Arif melainkan juga beberapa penerbangan domestik juga terdampak karena slotnya terbatas.
"Saya sudah sampaikan memang ini (perbaikan) prioritas, ada satu yang harus terkena dampaknya tapi itu demi kebaikan bersama ke depannya," katanya.
Sebelumnya, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik juga mengharapkan perbaikan landasan pacu Utara Bandara Soetta segera selesai untuk memperlancar arus wisatawan dari London ke Indonesia begitu pula sebaliknya.
"Rute penerbangan langsung Garuda dari Jakarta ke Heathrow London, sangat meningkatkan investasi, karena itu kami mendorong penyelesaian landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta," katanya.
Moazzam mengatakan saat ini tengah gencar meningkatkan jumlah wisatawan antar kedua negara, Indonesia dan Inggris dengan sejumlah kerja sama, salah satunya dengan Garuda Indonesia. Dia menyebutkan rata-rata terdapat 300.000 wisatawan dari Inggris ke Indonesia setiap tahunnya, sementara itu terdapat 40.000 orang Indonesia yang melancong ke Inggris pertahun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: