Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PJB Persiapkan SDM untuk Garap Proyek 35.000 MW

        PJB Persiapkan SDM untuk Garap Proyek 35.000 MW Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Memasuki usia ke-21, PJB telah menunjukkan jati dirinya sebagai perusahaan dengan operasi dan maintenance kelas dunia. Hal ini terbukkti dengan ?nagkringnya? PJB di daftar 10 perusahaan dengan operasi dan performance terbaik di dunia.?

        Hingga saat ini, PJB telah mengelola 26 unit pembangkitan di seluruh Indonesia dengan spend of control sangat besar. Dengan program 35.000 MW, pembangkitan yang dikelola oleh PJB nantinya akan semakin banyak.?

        Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara mengatakan, Realisasi pembangunan pembangkit yang sudah dicapai PJB diantaranya 2x1000 MW PLTU Jawa 7 di Jawa dan 1000 MW di salah satu PLTU di Cilacap. Kemudian 510 MW di PLTA Batang Toru (sudah pada tahap financial close) dan PLTGU 1,2,3 di Belawan. "Hingga akhir 2019, PJB ingin menyediakan pembangkit listrik 7.000 hingga 10.000 MW." ujarnya dalamketerangan tertulis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (23/11/2016).

        Lanjut Iwan, untuk 2017 target proyek jangka panjang tiang pancang, tetapi yang jangka pendek mobile power plant yang 500 MW bisa selesai di 2018 untuk wilayah Indonesia Timur.

        Sementara itu, Peran Mitra Strategis PJB dalam merealisasikan proyek 35.000 MW bukanlah hal mudah. Oleh karena itu, PJB mengharapkan peran mitra-mitranya untuk siapkan rantai pasokan yang dilengkapi dengan teknologi. Dengan demikian program 35.000 MW akan lebih berbobot lagi.?

        Selain itu, salah satu teknologi baru yang diperlukan seperti Ultra Super Critical Boiler (USCB), yakni salah satu teknologi yang akan mendorong operasional dan perawatan pembangkit yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kalau dengan cara konvensional konsumsi bakar mencapai 0,5%-0,4%, dengan USCB konsumsi bahan bakar bisa ditekan lagi menjadi sebesar 0,3%.

        ?Itu sangat efisien, sehingga emisi yang dihasilkan juga akan lebih sedikit,? ucap Iwan.?

        Tambah Iwan, Saat ini PJB juga mengharapkan lebih banyak lagi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di setiap teknologi yang digunakan dalam pembangkitan listrik di Indonesia. Bahkan untuk beberapa komponen yang sudah bisa dibuat di dalam negeri.

        "Tak hanya teknologi, human capital bagi PJB juga sangat penting. Pasalnya, penggunaan teknologi maju membutuhkan tenaga ahli untuk mengoperasikan mesin-mesin yang digunakan." tegasnya.

        Semakin banyak pembangkit yang dikelola maka membutuhkan lebih banyak pula tenaga yang berkualitas. Untuk menyiapkan human capital yang andal, PJB telah menyiapkan PJB

        Saat ini PJB melatih tenaga yang ada dengan kemampuan-kemampuan baru sesuai dengan teknologi yang digunakan. Selain itu, PJB Academy juga berperan dalam rekrutmen tenaga-tenaga baru yang akan ditempatkan di pembangkit-pembangkit yang dimiliki.?

        ?PJB juga akan membentuk Engineering Center, sebab ke depan unit akan semakin banyak, dan tidak lagi menggunakan pola lama, tetapi juga butuh inovasi agar lebih efektif dan efisien,? jelas Iwan.?

        Hal tersebut diamini Direktur Human Capital Perusahaan Listrik Negara (PLN) Muhamad Ali. Ia menyatakan selain membangun pembangkit, PJB juga berencana untuk membangun transmisi dan distribusi yang handal. Kebutuhan transmisi saat ini sepanjang 46.000 kilometer. Sementara performance yang dimiliki hanya 900 kilometer.?

        ?Artinya kalau menginginkan 46.000 kilometer maka harus membangun per tahunnya 9.000 kali lipat dengan orang yang sama,? ungkap Ali.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Vicky Fadil
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: