Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cabai Rawit di Babel Tembus Rp.80.000 Per Kilogram

        Cabai Rawit di Babel Tembus Rp.80.000 Per Kilogram Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Pangkal Pinang -

        Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung naik menjadi Rp80.000 dari Rp65.000 per kilogram, karena pasokan dari petani kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.

        "Hasil panen cabai rawit petani lokal kurang, sehingga stok cabai pedagang kurang," kata Kasi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Marhoto di Pangkalpinang, Kamis (24/11/2016).

        Ia menjelaskan kenaikan harga cabai hanya terjadi pada cabai rawit merah, sementara harga cabai rawit hijau, cabai merah besar masih bertahan tinggi, karena pasokan dari luar daerah berjalan lancar.

        "Selama ini pedagang cabai rawit merah hanya mengandalkan pasokan dari petani lokal, sehingga pada saat panen dan pasokan kurang berdampak langsung terhadap harga di pasaran," ujarnya.

        Ia mengatakan harga cabai rawit hijau masih bertahan Rp50.000 per kilogram, cabai merah biasa Rp75.000 dan cabai merah kriting bertahan tinggi Rp55.000 per kilogram.

        "Saat ini ibu-ibu rumah tangga beralih mengkonsumsi cabai rawit hijau dan cabai besar, karena harga yang lebih murah," ujarnya.

        Menurut dia saat stok cabai besar pada gudang distributor sebanyak 23 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi itu.

        Sebanyak 23 ton cabai besar itu tersebar di gudang H.Awi sebanyak 10 ton, Suwandi 8 ton dan Suhadi 5 ton dan diperkirakan stok cabai ini akan terus bertambah, karena pasokan dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera masih lancar.

        "Kami berharap pedagang pengecer tidak menaikkan harga cabai terlalu tinggi, mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang melemah karena hasil perkebunan dan tambang timah yang berkurang selama musim hujan," ujarnya. (Ant).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Leli Nurhidayah

        Bagikan Artikel: