Eksekutif Bisnis Korea Selatan Diinterogasi Terkait Skandal Korupsi
Parlemen Korea Selatan lakukan??interogasi terhadap sejumlah pimpinan bisnis terkait penyelidakan kasus korupsi yang melibatkan Presiden Park-hye. ?
?Dikutip?BBC?di Jakarta, Selasa (6/12/2016) Samsung, Hyundai Motor dan enam perusahaan lainnya dituduh memberikan jutaan dolar kepada sebuah yayasan yang diduga memiliki hubungan dengan Park.
Para terduga diinterogasi oleh komite lintas partai parlemen. Komite ini tidak memiliki wewenang untuk menjatuhkan hukuman, namun menurut ketua komite, sidang akan menjadi tempat untuk permintaan maaf.
Park mengatakan bahwa ia mempersilakan parlemen untuk mengambil langkah apa pun terkait masa depannya termasuk memangkas masa jabatan, namun ia tidak ingin meninggalkan jabatan begitu saja yang menimbulkan kekosongan kekuasaan.
Beberapa partai penguasa mengatakan presiden seyogiayanya mundur 'secara terhormat' sebelum prosesnya sampai pada pemakzulan. Namun kalangan oposisi menuduhnya sedang berusaha melarikan diri dari?impeachment.
?Park sebelumnya telah dua kali meminta maaf mealui saluran tv nasional dan mengatakan bahwa ia 'terguncang' oleh krisis politik yang terkait dirinya, namun menolak untuk mundur dari jabatannya.
?Dalam pidato ketiganya yang disiarkan televisi pada Selasa (29/11), Park mengatakan ia akan turun dari jabatannya, "setelah para legislator menyepakati langkah pengalihan kekuasaan yang meminimalisasi kekosongan kekuasaan dan kekacauan dalam pemerintahan."
Presiden Park berada dalam tekanan politik besar setelah seorang teman dekatnya, Choi Soon-sil, dituduh ikut campur dalam urusan negara maupun kehidupan pribadi Presiden.
Choi juga sudah didakwa karena menekan perusahaan-perusahaan?Korea?Selatan?untuk memberi sumbangan senilai US$60 juta lebih ke yayasan-yayasan yang dikelolanya.
Choi telah ditangkap pada 3 November 2016. Ia didakwa dengan pasal penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Tim Penyelidik Penuntutan Khusus juga telah menjatuhkan dakwaan kepada mantan sekretaris senior Presiden Park Ahn Jong-beom, dan ajudan Presiden Jeong Ho-seong atas penyalahgunaan wewenang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: