Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kesepakatan Nuklir AS Disebut Buruk, Saham Toshiba Anjlok 20 Persen

        Kesepakatan Nuklir AS Disebut Buruk, Saham Toshiba Anjlok 20 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham Toshiba turun 20 persen pada Rabu (28/12/2016) setelah perusahaan memperingatkan bahwa bisnis nuklir AS mungkin bernilai kurang dari yang diperkirakan sebelumnya. Kemerosotan tersebut cukup besar dalam perdagangan saham raksasa industri Jepang sehinga secara otomatis dihentikan.

        Saham Toshiba jatuh 12 persen pada Selasa (27/12/2016), setelah laporan kemungkinan penurunan nilai aset mulai beredar.

        Mengutip BBC di Jakarta, Rabu ?(28/12/2016), Toshiba mengatakan potensi kerugian besar tersebut terkait dengan kesepakatan yang dilakukan oleh anak perusahaan AS, Westinghouse Electric.

        Westinghouse membeli bisnis layanan dan konstruksi nuklir dari Chicago Bridge & Iron pada tahun 2015. Namun saat ini timbul sengketa atas biaya kesepakatan yang menyebabkan penurunan nilai aset tersebut.

        Presiden Toshiba Satoshi Tsunakawa meminta maaf atas situasi yang "menyebabkan keprihatinan" tersebut.

        Berita tersebut merupakan pukulan bagi reputasi perusahaan, yang masih berjuang untuk pulih dari skandal akuntansi terbesar di Jepang dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan memanipulasi laporan keuntungannya dengan nilai mencapai US$ 1,2 miliar selama bertahun-tahun. Hal tersebut mendorong CEO Hisao Tanaka dan para pejabat senior lainnya mengundurkan diri.

        Sejak itu, Toshiba berusaha untuk merampingkan bisnisnya, termasuk menjual unit perangkat medis kepada Canon. Kendati jatuhnya harga saham menjadi pukulan bagi investor, tahun 2016 masih merupakan tahun yang cukup bagus bagi saham perusahaan, yang telah naik lebih dari 77 persen sebelum anjlok di minggu ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gregor Samsa
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: