Dua bulan yang lalu, saya bertemu dengan kakak ipar yang tiga bulan?lagi akan memasuki masa pensiun. Sebelum pensiun, dia berencana menikahkan anaknya yang kedua atau yang bontot. Setelah itu mau menikmati pensiun bersama istri sambil mengurus kos-kosan.
"Ya dinikmati saja dik. Enggak usah neko-neko. Toh meja kantor kan enggak bisa dibawa pulang," tutur kakak saya. Karena itu, dari sekarang sudah harus disiapkan. Kakak saya ini sudah menyiapkan kos-kosan sejak 15 tahun yang lalu. Sejak masih bekerja di sebuah perusahaan BUMN.
Mendengar itu, saya kemudian mencoba bertanya lebih detail rencana pensiunya. Saya mencoba untuk memancing mereka supaya bisa bercerita banyak tentang apa yang akan dilakukan pada pensiun nanti. Sepanjang obrolan panjang lebar pada ujungnya kakak saya mengatakan, "Sudahlah. Toh rezeki?kan sudah ada masing-masing. Tidak perlu memaksakan diri mesti sama dengan orang lain."
"Saya kok merasa biasa-biasa saja mau pensiun. Enggak ada yang serius yang saya siapkan?"
Cerita yang hampir sama yaitu ketika saya bersama seorang bapak kebetulan satu kursi di pesawat penerbangan dari palembang ke Jakarta. Beliau?ini sudah setahun yang lalu menikmati pensiunnya. Beliau menjalani pensiun bersama istri dan cucunya yang sering main ke rumah. Singkat cerita, seperti ini?yang dikatakan beliau.
"Biasa-biasa saja pak, saya bahkan bisa jalan-jalan seperti ini sama istri, banyak silaturahmi ke keluarga."
Dan saya pun cerita tentang pekerjaan saya dan hal hal yang ingin saya lakukan pada saat pensiun nanti. Saya sampaikan kepada beliau bahwa saya sangat beruntung ketemu orang seperti beliau. Saya juga mendapatkan banyak pengalaman dari beliau.
Satu kalimat yang sangat bijaksana seolah memberikan nasihat kepada saya untuk pensiun nanti, beliau mengatakan. "utamakan urusan dengan Tuhanmu maka Tuhanmu akan memudahkan segala urusanmu." Oh, baik pak. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beliau.
Satu hal lagi dari pengalaman orang dalam rangka mempersiapkan pensiun yang saya dapatkan adalah pada saat acara sebuah training bagi para karyawan prapurnabhakti. Kebetulan juga saya adalah salah satu pembicaranya. Sebuah pertanyaan yang pernah saya lontarkan kepada peserta.
"Bapak Ibu sudahkah Bapak Ibu menyiapkan pensiun ini lima-10 tahun yang lalu?"
Seorang ibu dengan mantap menjawab, "Sudah pak, minimal nanti kalau mantu enggak perlu cari utangan. Saya menabung sudah lama pak."
Hebat bu. Saya memberikan apresiasi ke mereka. Wah, hebat ibu ini. Setiap pria yang berhasil ternyata ada seorang istri yang hebat. Kata saya mencoba mengutip kata-kata bijak.
Itulah beberapa orang yang siap pensiun mereka menghadapi pensiun dengan senang dan bahagia. Pensiun atau berakhirnya kerja adalah sebuah kepastian, namun seringkali baru terasa setelah?pensiun sudah di depan mata.
Meskipun bagi sebagian orang pensiun menjadi sesuatu yang menakutkan, namun ada beberapa orang telah menyiapkan masa pensiun sejak mereka bekerja 10 sampai 15 tahun yang lalu. Banyak orang menanti-nanti masa pensiun karena bisa bersantai sepanjang hari, tetapi studi menyarankan agar para pensiunan tetap memiliki gaya hidup sehat dan aktif secara fisik supaya tetap sehat.
Menghadapi Masa Pensiun yang Nyaman
Rencanakan masa pensiun beberapa beberapa tahun sebelumnya bersama keluarga dengan tenang. Rencanakan masa pensiun serileks mungkin. Ketakutan atau kecemasan tidak menjadikan segalanya menjadi lebih baik.
Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Berdoa, ibadah, dan lainnya akan membuat hidup terasa lebih nyaman dan tenang. Lakukan kegiatan yang yang menyenangkan seperti berkebun, olah raga, dan lainnya agar tidak merasa jenuh. Lakukanlah kegiatan sosial yang menarik, tetap memiliki gaya hidup sehat, dan aktif secara fisik supaya sehat selalu.
Sesuaikan gaya hidup sehingga pengaturan keuangan di masa pensiun dapat direncanakan secara bersamaan. Apa yang sebaiknya dilakukan setelah pensiun? Kegiatan yang bisa dilakukan setelah pesiun bisa berupa kegiatan sosial, spiritual, ataupun kegiatan yang dapat menambah nilai ekonomi. Kegiatan ini juga memungkinkan kita ketemu dengan banyak orang lain agar tidak jenuh.
Prinsipnya adalah melakukan kegiatan dengan hati riang, baik yang bersifat sosial, maupun ada nilai ekonomi. Bagi pensiun yang mulai usaha saat sudah berumur, sebaiknya usaha dimulai dari kecil sehingga risikonya tak terlalu besar jika terjadi kegagalan.
Jalani pensiunan dengan nyaman bahagia dan tenang. Jalani masa pensiun dengan rileks karena ketakutan atau kecemasan tidak akan menjadikan segalanya lebih baik. Nikmatilah setiap momen yang berlalu dalam hidup semasa pensiun ini agar bisa mensyukuri dan merasakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya.
Lakukanlah kegiatan sosial yang menarik yang ada di lingkungan sekitar dengan hati riang. Jangan suka berdiam diri/menyendiri atau melamun karena hanya akan membangkitkan emosi dan pikiran negatif, lakukan kegiatan kebersamaan dengan orang-orang sekitar yang sifatnya ringan.
Jagalah kondisi dan kesehatan tubuh yaitu dengan cara berolah raga dan atur pola makan yang baik. Berkomunikasilah dengan orang-orang melalui media komunikasi barangkali ada sesuatu yang baru dan menarik yang bisa diperoleh.
Kegiatan yang dilakukan janganlah dianggap sebagai "pembunuh waktu", sebaliknya kegiatan yang dilakukan adalah untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar mendatangkan hal-hal terbaik dalam masa pensiun.
Lakukakan kebiasaan spiritual dan berdoa. Luangkan waktu setiap saat untuk bersyukur dan berbincang-bincang dengan Yang Maha Kuasa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: