Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan program AKSI Pangan pada bulan Januari ini. Akselerasi, Sinergi, Inklusi (AKSI) Pangan rencananya akan dilakukan di Payakumbuh, Sumatera Barat. Program tersebut merupakan rangkaian program dari OJK untuk mengakselerasi pembiayaan pada sektor pertanian (pangan).
"Kita dorong pembiayaan di sektor ini, terutama pada hulunya, petani, sehingga dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan bagi mereka," kata Deputi Komisioner MS 1B Slamet Edy Purnomo dalam Focus Group Discussion (FGD) AKSI Pangan?yang digelar di Bandung, Sabtu (21/1/2017).
AKSI Pangan, imbuhnya, program yang melibatkan banyak lembaga. Ia mengatakan program yang diinisiatif OJK dan Kementerian Pertanian tersebut bersinergi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kementerian Koperasi & Usaha Kecil Menengah (UKM), asosiasi dan industri jasa keuangan.
"Ada tiga fokus utama dalam program ini, yakni peran industri jasa keuangan, skema pembiayaan rantai nilai, dan inovasi pangan lewat fintech atau e-commerce," ujarnya.
Slamet Edy menyebutkan ada enam tujuan program AKSI Pangan. Pertama, peningkatan pertumbuhan pembiayaan di sektor pertanian dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini, OJK mendorong kepada bank-bank pendukung program ini untuk menaikkan kredit pangan minimal 15%. Kedua, meningkatkan akses masyarakat petan terhadap jasa keuangan yang lebih luas.
"Ketiga, pemahaman sektor jasa keuangan terhadap bisnis sektor pertanian dan sektor pangan lebih baik. Keempat, memperbaiki tingkat kesejahteraan petani dan pelaku usaha mikro dan kecil. Kelima, menambah jumlah lapangan kerja. Keenam, meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya.
Sejauh ini, lanjutnya, sudah ada lembaga jasa keuangan, baik bank maupun nonbank yang bersinergi dalam program AKSI Pangan.
Direktur Utama Bank Andara Darwin Wibowo melihat kredit pada sektor pertanian menjanjikan. Bank Andara adalah salah satu bank yang bersinergi dalam program tersebut. Pilot project value chain scheme yang saat ini sedang bergulir adalah corn project di Bima-Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Adapun komoditas yang menjadi prioritas untuk mendapatkan kredit atau pembiayaan adalah tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan peternakan. Komoditas yang menjadi prioritas terdiri dari 11 komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, daging, kakao, bawang, cabe, gula, kopi, kelapa sawit, dan karet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: