Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Komisi VI DPR memanggil Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir dan jajarannya untuk mengadakan rapat dengar pendapat dengan agenda membahas kinerja PLN tahun 2016. Komisi yang membidangi BUMN itu ingin mengetahui kinerja perusahaan pelat merah itu terutama menyangkut prosentase jumlah pelanggan dan operasional PLN.
Dalam rapat itu dijelaskan oleh Deputi Bidang Usaha Energi PLN Erwin Hidayat Abdullah yang mengatakan PLN di tahun 2016 mencatatkan laba senilai Rp10,76 triliun, angka ini turun sekitar 30,93 persen dibandingkan laba di tahun 2015 sebesar Rp15,58 triliun.
"Ini karena selisih harga jual, karena ada kelompok pelanggan yang tidak lagi disubsidi, yakni pelanggan 900 VA, tetapi tarifnya tidak dinaikkan pemerintah," kata Erwin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Ketika ditanya terkait program kerja PLN, Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati menegaskan pihaknya akan menambah pembangkit listrik dengan total 75.900 megawatt (MW) hingga 10 tahun mendatang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026. Penambahan kapasitas listrik ini mengikuti asumsi konsumsi listrik yang tumbuh sebesar 8,3 persen pada 2026.
"Total pembangkit yang akan dibangun adalah 75,9 gigawatt (GW) yang tersebar di seluruh Indonesia sesuai target dan rasio elektrifikasi yang tercantum dalam RUPTL," imbuh Nicke.
Dengan penambahan kapasitas tersebut, kondisi kelistrikan di akhir 2019 ditargetkan dalam kondisi normal. Saat ini kondisi kelistrikan 17 sistem pada akhir 2016, yakni tujuh sistem normal dan 10 sistem siaga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo