Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saham BUMI Masuk LQ45, Bos Bursa Berikan Apresiasi

        Saham BUMI Masuk LQ45, Bos Bursa Berikan Apresiasi Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bumi Resources Tbk (BUMI) perusahaan tambang milik Bakrie Group, harga sahamnya terus menanjak naik dari Rp50 per saham hingga saat ini berada di level Rp484 per saham. Dengan begitu, saham BUMI bahkan telah masuk ke jajaran indeks saham LQ45.

        Menanggapi hal ini, bos Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyampaikan apresiasinya atas kinerja BUMI yang mulai bersinar.

        "Kita kan bicara soal LQ45 itu saham yang paling likuid di bursa yang paling bursa percaya. Kita kan bicara likuiditas, potensi. Kan, restrukturisasinya sudah selesai," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/1/2017).

        Ia menjelaskan kenaikan harga saham BUMI ini menandakan secara fundamental perusahaan baik. Selain itu, perseroan juga berhasil melakukan restrukturisasi yang didukung oleh naiknya harga batubara sehingga saham BUMI aktif ditransaksikan beberapa waktu belakangan ini.

        "Tapi, itu naik sejak empat bulan yang lalu udah dari dulu Rp50 jadi Rp400 jadi delapan kali. Lebih kepada itu kali. Dari sisi fundamental juga sudah kita lihat. Dari sisi fundamental juga sudah lebih baik. Kita kan cari likuid, bagus dan memang likuid sekali karena saham itu kan bukan cuma fundamental," tandasnya.

        Sebagai informasi, terdapat beberapa rencana aksi korporasi yang akan dilakukan emiten tambang tersebut tahun ini. Salah satunya adalah mengurangi utang. Saat ini utang BUMI berada di kisaran US$4,2 miliar (Rp54,6 triliun), akan diturunkan 62 persen menjadi hanya US$1,6 miliar (Rp20,8 triliun).

        Mengutip keterangan resminya, strategi perseroan melalui konversi utang yang sebesar US$2 miliar (Rp26 triliun) menjadi saham dengan nilai Rp926,16 per lembar. Kemudian, dengan menerbitkan mandatory convertible bond (MCB) berumur tujuh tahun senilai US$639 juta (Rp8,3 triliun) untuk restrukturisasi utang.

        Di samping itu, perseroan juga akan meningkatkan penjualan batu bara tujuh persen menjadi 94 juta ton tahun ini. Sementara harga jualnya diprediksi bisa naik 30 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: