Indonesia Miliki Potensi Menjadi Pusat Fesyen Busana Muslim Tingkat Asia dan Dunia
Memiliki kreativitas dan inovasi yang beragam dalam dunia fesyen, ternyata mampu membuka peluang bagi Indonesia untuk mencapai predikat sebagai pusat fesyen busana muslim tingkat Asia pada 2018 dan tingkat dunia pada 2020. Untuk itu perlu adanya sinergi antara pemerintah dan industri fesyen Indonesia.?
Dalam acara gathering pra Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia 2017 yang digelar di Jakarta, Rabu (1/3/2017), Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muhharram turut mendukung pencapaian prestasi bagi dunia fesyen Indonesia. Ia juga mengutarakan bahwa Indonesia bisa menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan mode di dunia, jika produk fesyen memiliki nilai keunikan dari produknya.
"Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu pusat mode dunia, khususnya untuk busana muslim karena memiliki sumber daya kreatif dan warisan budaya melimpah. Jika pelaku fesyen kita mampu mengangkat keunikan dari produknya, Indonesia bisa menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan mode di dunia,? ujarnya.?
Kondisi ekspor produk fesyen Indonesia saat ini juga cukup meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan pada 2011-2015 ekspor produk busana muslim menunjukkan kenaikan sebesar 8,15%, dengan nilai ekspor mencapai 4,57 miliar dollar AS. Per Mei 2016, nilai ekspor fesyen mencapai 1,7 miliar dollar AS, dengan negara tujuan ekspor terutama ke AS, Jepang, Jerman, Korsel, Inggris, Australia, Kanada, Uni Emirat Arab (UEA), Belgia dan China. ??
Turut hadir dalam acara itu Dirjen IKM (Industri Kecil Menengah) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, Budi Santoso (Kemendag), dan perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif dan Kementrian Pariwisata.
Muffest Indonesia 2017 sendiri akan digelar pada 6-9 April 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. Dalam acara tersebut akan ditampilkan sebanyak 200 peragaan busana selama empat hari berturut turut.
Terkait kebutuhan akan permodalan dan peningkatan daya saing, Agus mengatakan masalah modal relatif mudah didapat, karena pemerintah menyediakan berbagai pembiayan murah untuk UKM mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) KUKMK maupun Kredit UMI (Ultra Mikro). Sementara industri menengah yang berorientasi ekspor, ada pembiayaan dari LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia). ?
Untuk peningkatan daya saing produk, pemerintah juga sudah meluncurkan skema KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor), dimana pengusaha kecil menengah yang ?selama ini mengimpor bahan baru untuk produk ekspor, tidak akan dikenakan BM (Bea Masuk) dan PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Demikian juga ketika ekspor, produk akan dibebaskan dari ?pajak.?
?Dengan demikian ?daya saing produk ekspor seperti fesyen akan jauh lebih murah,? katanya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Vicky Fadil