Machine Learning Diramalkan Jadi Teknologi Paling Mendisrupsi Pasar Sampai 10 Tahun ke Depan
Direktur CTI Group Rahmat Gunawan mengatakan machine learning dapat bekerja mulai dari hal sederhana seperti menerjemahkan konten, mencegah cyber attack dan fraud sampai meningkatkan harapan hidup masyarakat. Salah satunya melalui inovasi rem darurat otomatis yang mencegah risiko kecelakaan berkendara hingga 16 persen.
"Dengan beragamnya tugas yang dapat dijalankan teknologi ini, para peneliti dari Oxford University memprediksi 47 persen dari lapangan kerja di US akan tergantikan oleh robot pada 2034," kata Rahmat dalam forum CT IT Infrastructure Summit 2017, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Sekadar diketahui CTI IT Infrastructure Summit 2017 sudah memasuki tahun keempat. Bertempat di Ballroom Hotel Ritz Carlton Pacific Place menampilkan puluhan pembicara dan praktisi terkemuka serta demo teknologi dan solusi infrastruktur TI dari CTI Technology Center, vendor teknologi dunia dan para mitra bisnis CTI Group.
Turut hadir dalam diskusi panel yang bertemakan "Machine Learning: Capitalizing the Information of Everything to Drive Your Digital Business" ada Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Executive Director Head of Digibank DBS Indonesia Leonardo Koesmanto dan COO DataSpark, part of Singtel Group Ying Shao Wei dan dimoderatori oleh Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Richardus Eko Indrajit.
Presiden Direktur IBM Indonesia, Gunawan Susanto mengutip lembaga riset Gartner yang mengatakan teknologi mesin pintar salah satunya Machine Learning akan menjadi teknologi yang paling mendisrupsi pasar selama sepuluh tahun ke depan berkat meningkatnya kemampuan computing, lonjakan jumlah data dan kemajuan deep natural network yang memungkinkan organisasi memanfaatkan data bisnis untuk beradaptasi dengan situasi baru dan memecahkan masalah.
Sementara Deloite mencatat 300 juta smartphone akan memiliki kemampuan Machine Learning pada 2017. Ini menandakan perangkat mobile akan mampu melakukan tugas Machine Learning tanpa konektivitas internet yang akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi di setiap industri, pasar dan masyarakat.
"Kita saat ini berada di era digital dimana data berkembang sangat cepat dan memerlukan pendekatan yang baru dalam teknologi dan strategi. Sekitar 80 persen data yang tersebar adalah Dark Data (tidak teridentifikasi) yang tidak hanya berupa teks tapi juga gambar, video dan suara.
Untuk itu, IBM memiliki solusi pendekatan Cognitive yang mampu menganalisa, memberikan rekomendasi di seluruh industri. IBM Watson merupakan produk dari solusi Cognitive kami yang memiliki kemampuan untuk membuka data-data yang tidak teridentifikasi tersebut," tutur Presiden Direktur IBM Indonesia Gunawan Susanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Dewi Ispurwanti