Pada zaman sekarang seorang istri juga?turut berperan dalam ekonomi keluarga. Malah tak jarang seorang istri yang menjadi tulang punggung keluarga. Yang sering terjadi adalah kondisi di mana suami dan istri yang bekerja. Bagaimana kesepakatan di awal suami istri yang bekerja? Apakah uang istri menjadi bagian bersama atau tetap menjadi milik istri?
Bicara suami istri tentu tak lepas dari yang namanya permasalahan dan seringkali pemicunya seputar masalah keuangan. Parahnya lagi, konflik karena keuangan berujung pada perceraian. Berdasarkan riset Examining the Relationship Between Financial Issues and Divorce, kesimpulan dari pengamatan terhadap 4.500 pasangan yang sering bertengkar karena masalah keuangan rentan bercerai.
Ini juga terbukti dengan tingginya angka perceraian di Indonesia. Berikut beberapa hal yang dapat menjadi gambaran mengenai keuangan suami istri yang bekerja.
1. Kondisi Keuangan Stabil
Banyak yang menuntut keuangan yang mapan, baru menikah. Padalah itu tidak mutlak karena ukuran mapan setiap orang tentu berbeda. Keuangan yang stabil di sini maksudnya, Anda sudah mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ketika menikah.
Berarti Anda tidak hanya membiayai seorang diri, namun juga pasangan Anda. Keuangan yang stabil juga bukan berarti harus memiliki berbagai aset seperti deposito, rumah, mobil, dan lainnya, namun bila sudah memilikinya tentu ini lebih baik. Sekali lagi keuangan yang stabil berarti penghasilan Anda sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2. Terbuka Mengenai Keuangan
Saat ini masih banyak pasangan yang enggan berdiskusi mengenai keuangan. Hal itu karena merasa tidak pantas atau tabu. Padahal, lagi-lagi keuangan adalah sesuatu hal yang penting dalam keluarga. Cobalah untuk terbuka dari awal agar tidak menimbulkan?saling curiga satu sama lain.
Misalkan Anda sudah memiliki utang atau malah memiliki tabungan sendiri yang selama ini tidak diketahui maka bicarakan dengan kondisi yang santai agar tercipta kesepakatan bersama. Mengenal satu sama lain mengenai keuangan juga perlu dilakukan.
Apakah pasangan Anda termasuk yang boros dan suka belanja atau memiliki pengeluaran seperti apa, patut Anda pahami dan saling ceritakan sehingga di kemudian hari tidak terjadi perdebatan atau pertengkaran karena hal semacam ini.
3. Kesepakatan Bersama
Ketika istri bekerja, apakah uang tersebut menjadi milik istri atau bersama? Bila penghasilan istri lebih besar dari suami, bagaimana menyikapinya? Hal ini tentu perlu saling dikomunikasikan. Ajaklah diskusi bersama seputar prioritas keuangan terkini dan yang akan datang.
Perlu diingat, diskusi keuangan dengan pasangan setelah menikah itu penting banget. Ketika kondisi dan waktu yang tepat, pikiran pun akan terbuka. Ketika hal ini dikomunikasikan akan mudah menetapkan prioritas yang terbaik untuk berdua.
Hal yang paling sederhana adalah mulai dengan membuat anggaran bulanan dan mencatat keuangan keluarga. Dengan memiliki catatan keuangan seperti ini, umumnya Anda dapat membagi menjadi beberapa bagian, seperti pengeluaran rutin, membayar cicilan, investasi, dan jajan.
Kemudian sepakati bersama, pengeluaran tersebut mau dari rekening mana, rekening atas nama siapa, begitu juga rekening investasi, atas nama siapa dan seterusnya. Semua disepakati bersama. Konsistenlah dalam mengelola keuangan bersama.
Bila dari awal istri ditunjuk sebagai manager, lakukanlah secara transparan dengan menginformasikan pengelolaan anggaran keluarga setiap bulannya sehingga suami menghargai usaha istri dan akan lebih mudah diselesaikan bila ada masalah. So, mulai dari sekarang, kita persiapkan kebiasaan yang baik untuk mengelola keuangan keluarga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: