Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kondisi perbankan nasional secara umum masih dalam keadaan sehat. Hal itu tercermin dari beberapa indikator, mulai dari likuiditas yang memadai, sampai angka kredit bermasalah yang tetap terjaga.
"Menurut pengamatan saya, masih on track. Likuiditas, CAR (Capital Adequacy Ratio), dan kredit. Selama Maret, kredit tumbuh satu persen. Masih on track,? jelas Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad di Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Muliaman optimistis, apabila tidak ada gangguan, Rencana Bisnis Bank Tahun 2017 yang ditargetkan double digit tahun ini untuk seluruh Bank Umum Kelompok Usaha bisa tercapai. Dengan catatan, seluruh indikator perbankan perbankan terjaga dengan baik.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon mengungkapkan, kondisi CAR hingga akhir Februari 2017 mencapai 23,18 persen. Bahkan, Net Interest Margin perbankan menjadi yang tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan, yakni sebesar 5,28 persen.
"Sekarang secara umum kondisi perbankan dalam keadaan sehat. CAR misalnya per Februari 23,18 persen. ROA dan ROE masih di atas 2 persen. NIM tertinggi di ASEAN 5,28 persen per Februari. BOPO membaik jadi 81,69 persen turun dari 83,94 persen," katanya.
Terkait NPL, Nelson mengakui ada NPL secara gross masih tinggi yakni 3,16 persen tapi masih managable. Pasalnya yang dipatok OJK adalah NPL nett perbankan, yaitu posisi 1,32 persen masih jauh dari ambang batas yang dipatok OJK sebesar 5 persen.
"LDR masih di bawah 92 persen, yaitu 89,12 persen. Pertumbuhan kredit sampai Februari belum double digit tapi dibanding tahun lalu lebih tinggi. Mungkin masuk Semester II double digit pertumbuhan kredit. DPK tumbuh 9,21 persen (yoy)," jelas Nelson. OJK berharap, masih mengendapnya dana repatriasi program amnesti pajak di perbankan, bisa menambah amunisi perbankan nasional dalam mengucurkan kredit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Dewi Ispurwanti