Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian 2017 akan tumbuh dalam kisaran 5,0-5,4% (yoy). Prospek perbaikan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh ekspor dan investasi yang terus membaik serta konsumsi yang tetap kuat.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan kondisi global diperkirakan membaik meskipun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Peningkatan prospek ekonomi dunia ditopang oleh peningkatan?pertumbuhan ekonomi di AS, Tiongkok, Eropa, dan Jepang.
Perekonomian di AS didukung oleh konsumsi yang solid serta peningkatan investasi nonresidensial. Di Tiongkok, perekonomian tumbuh lebih baik dengan meningkatnya kegiatan investasi swasta dan perbaikan ekspor.
Di Eropa, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan?kinerja sektor manufaktur sejalan dengan perbaikan konsumsi dan ekspor serta telah menurunnya risiko geopolitik pasca Pemilihan Presiden di Perancis. Di Jepang, kenaikan permintaan domestik dan ekspor telah mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia tersebut, volume perdagangan dunia dan harga komoditas nonmigas mengalami peningkatan.
"Ke depan, sejumlah risiko terhadap perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain kenaikan Fed Fund Rate, kebijakan fiskal dan perdagangan serta penurunan besaran neraca bank sentral AS, dan perkembangan geopolitik di beberapa kawasan, khususnya di Semenanjung Korea," kata Agus di Jakarta, Kamis kemarin (18/5/2017).
Sementara itu dari internal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2017 tercatat membaik. Pertumbuhan pada triwulan I-2017 tercatat sebesar 5,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94% (yoy) dan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,92% (yoy).
"Pertumbuhan yang tinggi tercatat pada ekspor dan belanja pemerintah. Perbaikan kinerja ekspor terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga komoditas global, seperti batu bara dan karet, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia," jelas Agus.
Selain itu, ia menjelaskan?pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didorong oleh belanja barang dan modal pemerintah dalam memperbaiki kinerja investasi terutama investasi bangunan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: