Pemerintah akan mengupayakan laju inflasi nasional tetap terjaga pada periode puasa hingga lebaran dengan menyiagakan pasokan pangan serta mengelola distribusi agar harga bahan makanan tidak melonjak terlalu tinggi.
"Tidak ada hal yang mengkhawatirkan mengenai inflasi, mulai memasuki bulan puasa hingga lebaran," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution seusai rapat koordinasi membahas inflasi di Jakarta, Jumat (26/5/2016).
Darmin optimistis inflasi bisa terjaga pada periode puasa hingga lebaran, karena harga kebutuhan pangan masih relatif terkendali dan tingkat inflasi pada akhir Mei 2017 atau jelang puasa, diproyeksikan berada pada kisaran 0,2 persen.
"Memang sampai minggu kedua dan ketiga, harga sedikit agak naik. Tapi kita percaya bahwa masih akan sedikit turun kembali di akhir bulan. Sehingga inflasi ke depan bisa lebih baik," katanya.
Untuk menjaga stabilitas harga tersebut, kata Darmin, pemerintah juga melakukan koordinasi kebijakan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar pergerakan harga bahan makanan tetap terjaga pada periode Juni 2017.
"Kita akan melakukan koordinasi dengan TPID karena pada akhirnya inflasi itu diukur dari tiap daerah. Info ini yang akan berguna, sebab TPID itu ada di setiap provinsi, bahkan di beberapa daerah ada di kabupaten kota," ujarnya.
Sedangkan untuk menjaga pergerakan inflasi dari harga diatur pemerintah (administered prices), Darmin memberikan sinyal bahwa pemerintah tidak akan menyesuaikan tarif tenaga listrik dalam periode puasa dan lebaran.
"Kami tidak ada rencana (melakukan) perubahan harga, misalnya 'administered prices', sampai dengan lebaran," ungkapnya.
Meski pergerakan harga bahan makanan relatif terkendali, beberapa komoditas pangan hingga akhir Mei 2017 tercatat masih mengalami kenaikan harga seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
Komoditas bawang putih mengalami kenaikan harga tertinggi yaitu mencapai 28,79 persen, disusul cabai merah 14,97 persen, telur ayam ras 8,34 persen dan daging ayam ras 4,2 persen.
Harga cabai rawit sempat mengalami penurunan harga tertinggi pada Mei 2017, namun harga itu masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan harga komoditas yang sama pada bulan April dan Mei tahun 2016.
Selain itu, terdapat kenaikan harga daging sapi secara tidak merata di beberapa daerah seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
TPID Kalimantan Barat bahkan telah melaporkan adanya kenaikan harga daging sapi dengan kenaikan tertinggi sebesar Rp156.450 atau rata-rata sebesar Rp138.250. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil