Bank Indonesia menyatakan kewajiban bersih Posisi Investasi Internasional Indonesia (PIII) pada triwulan I 2017 mencapai 335,2 miliar dolar AS atau naik 17 miliar dolar AS dibanding triwulan sebelumnya, karena melonjaknya kewajiban finansial sebagai imbas dari derasnya investasi portofolio ke domestik dan penyerapan dana oleh pemerintah melalui Sukuk Global Maret 2017.
Kenaikan kewajiban bersih PIII itu karena kewajiban finansial luar negeri (KFLN) Indonesia pada Maret 2017 naik 4,3 persen menjadi 643,9 miliar dolar AS atau jauh lebih tinggi dibanding aset finansial luar negeri (AFLN) yang sebesar 308,6 miliar dolar AS, berdasarkan statistik PIII yang diumumkan Bank Indonesia, Kamis sore.
Selain karena banyaknya dana yang diserap Suku Global pemerintah. Bank Sentral melihat melonjaknya kewajiban finansial juga karena derasnya aliran masuk modal investasi portofolio pada instrumen berdenominasi rupiah, seperti Surat Utang Negara, Surat Perbendaharaan Negara, dan saham.
Dalam PIII, investasi portofolio menyumbang kewajiban bersih tertinggi yakni sebesar 226,5 miliar dolar AS, atau naik 12,8 miliar dolar AS dibanding triwulan sebelumnya.
"Hal itu terjadi seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian. Selain itu, peningkatan kewajiban investasi portofolio juga dipengaruhi oleh faktor kenaikan nilai instrumen berdenominasi rupiah sejalan dengan peningkatan IHSG dan pelemahan dolar AS terhadap rupiah," tulis pernyataan BI.
Dalam PIII, selain investasi portofolio, komponen lainnya juga mengalami peningkatan kewajiban bersih yakni investasi langsung dengan kewajiban bersih 184,5 miliar dolar AS, dan investasi lainnya dengan kewajiban bersih 46 miliar dolar AS. Sedangkan untuk komponen derivatif finansial dan cadangan devisa tercatat kewajiban bersih yang menurun.
Di sisi lain, meningkatnya jumlah AFLN Indonesia karena membaiknya posisi cadangan devisa, aset dalam investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya. Posisi aset investasi langsung pada triwulan I 2017 menjadi 72 miliar dolar AS, karena peningkatan nilai aset di beberapa negara tujuan investasi dan pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia.
Sedangkan peningkatan investasi portofolio menjadi 1,1 miliar dolar AS dipengaruhi oleh pembelian surat berharga di luar negeri yang dilakukan sektor swasta. Sementara itu, peningkatan investasi lainnya yang menjadi 100,5 miliar dolar AS karena penempatan aset keuangan di luar negeri oleh sektor swasta.
"BI melihat perkembangan PII Indonesia sampai dengan triwulan I 2017 masih cukup sehat. Namun demikian, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko kewajiban bersih PII terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia berkeyakinan kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh," tulis pernyataan BI. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: