Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar acara Game Prime untuk kali ketiga. Tahun ini jumlah peserta meningkat dibanding pada tahun-tahun sebelumnya yang berjumlah 12.000 orang.
"Perkembangan yang pesat di subsektor games ini harus kita apresiasi. Segi pamerannya Bekraf games 2014 sebelum kita ikut 780 orang sebelum Bekraf ikut serta pada 2015 1.700 orang waktu Games Prime diciptakan bersama Bekraf 2016 meningkat dari 1.700 menjadi 4.600," ujar Kepala Bekraf Triawan Munaf kepada wartawan di Expo Hall Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (29/7/2017).
Menariknya, dari acara tersebut kata Triawan industri games di Indonesia saat ini tidak kalah dibanding dengan tingkat internasional. Atas dasar itu, Bekraf meminta kepada Asosiasi Games bisa memperjuangkan games lokal.
"Kalau saya bilang ini industri gamesnya berkembangnya silent.?Saya juga kaget kadang-kadang melihat perkembangan yang luar biasa dan saya hanya punya satu keyakinan bahwa talenta Indonesia sudah enggak kalah kreativitasnya keahlian mengembangkan programnya untuk bisa menghasilkan yang jadi dan dikembangkan terus," kata ayah dari penyanyi Sherina Munaf tersebut.
Triawan mengakui dari segi kualitas game Indonesia masih dibilang tertinggal dari game buatan luar negeri terutama yang industrinya lebih dewasa seperti Jepang dan Amerika Serikat. Selain itu, kurangnya ekspos terhadap game-game buatan Indonesia di mata para gamer mainstream terutama yang rela mengeluarkan uang untuk bermain game.
"Game Prime 2017 digelar dengan dua tujuan. Pertama untuk meningkatkan kualitas game Indonesia melalui pertukaran ilmu dengan developer dan pelaku industri game internasional. Kedua meningkatkan exposure dari game-game lokal agar bisa diketahui lebih banyak oleh komunitas gamer mainstream," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: