Tekad pemerintah Venezuela untuk mencabut institusi demokrasi di negara tersebut tampaknya hampir pasti meningkatkan tingkat kekerasan yang sudah mengkhawatirkan di negara tersebut. Apakah tidak jelas kekerasan itu akan memicu sebuah perang sipil, memicu kudeta, atau mendorong Venezuela menjadi negara yang miskin dan kekacauan yang tiada ujungnya.
Penghentian mendadak jaksa agung Luisa Ortega, dengan kantornya dikelilingi tentara pada hari Sabtu sebagai pendahulu pengganti oleh pejabat yang lebih patuh, adalah yang terbaru dari serangkaian langkah yang diambil oleh presiden Nicol?s Maduro untuk menyingkirkan pihak yang berlawanan dengan pemerintahannya.
Jika majelis konstituen yang baru terbentuk, walaupun diboikot oleh oposisi, tetap akan memberikan ancaman untuk membubarkan parlemen, di mana Koalisi Demokrat Bersatu atau Democratic Unity coalition (MUD) memiliki mayoritas suara sejak 2016, partai tersebut akan mengakhiri tatanan demokratis yang dinilai sudah usang. Di bawah undang-undang Venezuela tahun 1999.
Dua pemimpin oposisi terkemuka Venezuela diculik dari rumah mereka oleh agen intelijen pekan lalu. Orang-orang sekarang hanya mempunyai dua pilihan untuk pergi ke pengasingan atau bersembunyi. Pihak oposisi terus melakukan demonstrasi sehari-hari, dan sebagian besar adalah aksi yang notabene damai sejak April lalu, namun hal itu mungkin sulit dipertahankan dalam menghadapi tekanan yang semakin brutal oleh aparat keamanan.
Lebih dari 120 orang telah terbunuh sejauh ini, dan kelompok oposisi militan menanggapi hal tersebut dengan keras, yakni dengan pelemparan senjata koktail Molotov ke aparat, dan juga senjata improvisasi sewaktu berjalannya demonstrasi. Dalam beberapa hari terakhir sebuah bom buatan meledak di Caracas, dan melukai beberapa polisi.
"Jika kejadian semacam itu muncul kembali, konflik politik Venezuela bisa berubah menjadi perang saudara berintensitas rendah," pungkas Phil Gunson, seorang analis senior di International Crisis Group, sebagaimana dikutip dari laman The Guardian, Senin (7/8/2017).
?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo