Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demonstran Kontra Kemerdekaan: Jangan Terkecoh, Catalonia Adalah Spanyol

        Demonstran Kontra Kemerdekaan: Jangan Terkecoh, Catalonia Adalah Spanyol Kredit Foto: Reuters/Rafael Marchante
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Barcelona adalah kota yang terbiasa melakukan demonstrasi bahkan sebelum referendum kemerdekaan awal bulan ini yang telah memprovokasi krisis politik terbesar Spanyol dalam 40 tahun.

        Setiap 11 September selama lima tahun terakhir, ratusan ribu orang memadati jalan-jalannya di hari nasional Catalonia "La Diada de Catalunya" untuk memberi suara yang notabene keras namun dengan aksi damai untuk upaya kemerdekaan dari Spanyol.

        Namun, sampai pada hari Minggu pagi, satu kelompok telah mencolok karena ketidakhadirannya yang disebut mayoritas pendiam dari Catalan yang ingin tetap menjadi bagian dari Spanyol.

        "Kami mungkin telah terdiam terlalu lama," tutur Alejandro Marcos, (44 tahun), satu demonstran di antara ratusan ribu orang yang berkumpul di Barcelona untuk memprotes keputusan pemerintah Catalonia untuk mendorong kemerdekaan.

        "Tampaknya orang yang berteriak paling banyak memenangkan argumennya. Jadi kita harus meninggikan suara kita dan mengatakan dengan suara keras dan jelas bahwa kita tidak menginginkan kemerdekaan," ungkapnya.

        Penyelenggara demonstrasi tersebut, yang dipimpin oleh novelis pemenang hadiah Nobel Mario Vargas Llosa yang telah memberi jumlah lebih dari satu juta. Polisi setempat lebih konservatif, menghitung sekitar 350.000 peserta.

        "Apapun jumlahnya, berkembangnya bendera Spanyol, Catalonia dan Eropa, belum lagi teriakan "Jangan terkecoh, Catalonia adalah Spanyol" dan nyanyian "Viva Espa?a! Viva Catalonia! " cukup untuk membuat sebuah kesimpulan," imbuhnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Senin (9/10/2017).

        "Persatuan Spanyol tidak dapat dipilih atau dinegosiasikan, harus dipertahankan," slogan yang dibaca di slaah satu kerumunan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: