Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasar Ritel Lesu, Matahari Cari Dana untuk Bayar Utang

        Pasar Ritel Lesu, Matahari Cari Dana untuk Bayar Utang Kredit Foto: Antara/Widodo S Jusuf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), emiten yang bergerak di bidang ritel dengan merek dagang Matahari ini berencana mencari dana melalui pasar modal dengan melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam aksi itu, Matahari menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,35 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp50 per saham.

        Adapun dana yang terhimpun melalui rights issue itu akan perseroan pergunakan untuk refinancing sebagian utang MPPA. Selain itu, dana hasil penerbitan saham baru tersebut juga akan dialokasikan modal kerja perusahaan.

        Perseroan menargetkan kalau aksi korporasinya ini dapat selesai di kuartal I 2018. Saham baru tersebut memiliki nilai nominal Rp50 per lembarnya. Patut diperhitungkan oleh investor, bahwa rights issue ini berpotensi menimbulkan dilusi kepemilikan saham sebesar 30,4% bagi pemegang saham yang tak mengambil porsinya.

        Untuk itu, perseroan pun akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 Desember 2017. Langkah ini dilakukan dalam rangka meminta persetujuan kepada pemegang saham atas aksi korporasi yang akan dijalankan.

        Sebagai informasi saja, saat ini saham Matahari Putra Prima berada di posisi Rp600 per saham. Jika dilihat, sepanjang sebulan ini saham MPPA mengalami penurunan 9,77 persen dari Rp665 per saham pada 2 Oktober 2017 lalu.

        Dimana, hingga September 2017 keuntungan perusahaan susut 6,83% menjadi Rp1,5 triliun. Padahal, di periode yang sama tahun lalu perusahaan yang tergabung dalam Grup Lippo ini masih sanggup menorehkan laba Rp1,61 triliun.?

        Same store sales growth perusahaan atau pertumbuhan penjualan di toko yang sama juga ikut turun 2,7%. Melemahnya daya beli masyarakat menjadi salah satu alasan turunnya persentase penjualan di gerai perusahaan. Meskipun begitu, pendapatan bersih perusahaan berhasil naik menjadi Rp7,54 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp7,52 triliun.

        Meski begitu, hingga sekarang telah mengoperasikan sebanyak 289 gerai Hypermart yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan juga diketahui memiliki gerai Foodmart, SmartClub, dan Boston HBC.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: