PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) hingga kuartal ketiga 2017 ini harus mengalami penurunan laba bersih sebesar 6,5% ke Rp888,35 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp947,12 miliar.
Meski pendapatan perseroan naik 8% atau menjadi Rp2,97 triliun hingga sembilan bulan pertama 2017 dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp2,75 triliun.
Jika pencapaian triwulan ketiga ini disetahunkan, total pendapatan dan Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) Perseroan mencapai Rp4,137 trilun dan Rp3,616 triliun.
Per 30 September 2017, Tower Bersama memiliki 22.696 penyewaan dan 13.318 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 13.270 menara telekomunikasi dan 48 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 22.648, rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,71.
"Selama sembilan bulan pertama tahun ini, kami bertumbuh sebanyak 2.479 penyewaan untuk portofolio kami, yang terdiri dari 732 site dan 1.747 kolokasi. Pertumbuhan yang lebih dari 10% di sembilan bulan pertama tahun ini melebihi ekspektasi kami. Sejak 2012, kami telah membangun secara organik kurang lebih 7.600 menara baru di lokasi-lokasi yang unik. Tahun ini, kami telah melihat peningkatan jumlah penyewaan yang bersifat kolokasi. Rasio kolokasi kami pada awal tahun adalah sebesar 1,63 dan telah meningkat ke 1,71 di akhir September," kata CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong dalam keterangan kemarin (29/11/2017).
Sementara itu, per 30 September 2017, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang?dolar AS?yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp18,073 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp12,130 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp208 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp17,865 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp11,922 triliun.
Menggunakan EBITDA triwulan ketiga 2017 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 3,3x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,9x.
"Arus kas yang kuat dari bisnis kami didorong oleh arus pendapatan yang nyata dan berulang dari pelanggan kami, operator telekomunikasi besar di Indonesia. Fokus terus kami pada efisiensi operasional telah memastikan margin kami tetap stabil. Bahkan, dengan pertumbuhan yang kuat dan pembayaran dividen sebesar Rp665 miliar di tahun ini, tingkat leverage kami berkurang menjadi 4,9x. Kami terus mematuhi strategi konservatif kami untuk melindung nilai seluruh utang kami," kata Chief Financial Officer Tower Bersama Helmy Yusman Santoso.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah