Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Daya Beli Menurun, Produsen Garam Mulai Kurangi Produksi

        Daya Beli Menurun, Produsen Garam Mulai Kurangi Produksi Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
        Warta Ekonomi, Pati -

        Produsen garam konsumsi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mulai mengurangi tingkat produksinya, karena daya beli masyarakat yang mulai menurun.

        Menurut pemilik UD Talenta Raya Pati Agus Sujadi di Pati, Senin (29/1/2018), pasokan bahan baku garam lokal saat ini memang tersedia, meskipun saat ini sedang memasuki musim hujan sehingga aktivitas produksi garam juga terhenti.

        Hanya saja, lanjut dia, harga bahan baku untuk membuat garam konsumsi, justru tidak naik karena harganya berkisar Rp2.300 hingga Rp2.700 per kilogramnya.

        Harga jual tersebut, lanjut dia, justru lebih murah, dibandingkan saat musim kemarau lalu.

        Ia menduga, hal itu disebabkan karena daya beli masyarakat yang rendah, sehingga berdampak pada penyerapan garam hasil produksi petani garam tidak maksimal.

        Sebelumnya, dia mengaku, dalam sebulan bisa menghabiskan bahan baku garam sebanyak 50 ton, kini turun hingga 25 persen.

        Hal itu, lanjut dia, untuk disesuaikan dengan permintaan masyarakat yang cenderung menurun.

        Saat ini, lanjut dia, banyak pedagang yang tidak lagi menyimpan stok dalam jumlah besar, karena daya beli masyarakat yang menurun.

        Apalagi, kata dia, harga jual garam saat juga berfluktuasi, karena banyaknya pelaku usaha yang ikut memproduksi garam konsumsi, sehingga harga jual juga bersaing.

        Mayoritas pelanggannya, kata dia, justru meminta harga jual garam konsumsinya diturunkan.

        Terkait garam impor, kata dia, saat ini belum dibutuhkan, karena stok garam lokal masih tersedia cukup.

        Garam yang tersedia di sejumlah gudang pengepul, diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan produksi garam konsumsi di Kecamatan Juwana hingga dua bulan mendatang.

        Petani garam, Sokib mengakui, harga jual garam di tingkat petani memang masih stabil dengan harga tinggi karena mencapai Rp2.200 hingga Rp2.400 per kilogram.

        Harga jual garam tersebut, lanjut dia, termasuk ada penurunan, dibandingkan sebelumnya.

        Meskipun demikian, dia masih bersyukur, harga jual masih tinggi, karena sebelumnya hanya laku berkisar Rp300 per kilogramnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: