Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos Cambridge Analytica Beberkan Perannya di Pilpres AS 2016

        Bos Cambridge Analytica Beberkan Perannya di Pilpres AS 2016 Kredit Foto: Reuters/Pedro Nunes
        Warta Ekonomi, London -

        Kepala eksekutif Cambridge Analytica yang ditangguhkan menyatakan dalam sebuah siaran video yang direkam secara diam-diam pada hari Selasa (20/3/2018) bahwa kampanye online konsultasinya yang berbasis di Inggris memainkan peran yang menentukan dalam kemenangan pemilihan Presiden Donald Trump pada pilpres A.S. 2016.

        Komentar CEO Alexander Nix, yang tidak dapat diverifikasi, berpotensi menjadi masalah lebih lanjut bagi Facebook Inc karena menghadapi pengawasan para pembuat undang-undang di Amerika Serikat dan Eropa mengenai penggunaan data pribadi oleh Cambridge Analytica dari 50 juta akun pribadi di Facebook yang ilegal untuk menargetkan para pemilih pada pilpres A.S. pada 2016.

        Saham jaringan media sosial tersebut jatuh untuk hari kedua, ditutup 2,5 persen, karena investor khawatir bahwa transaksi dengan Cambridge Analytica dapat merusak reputasinya, menghalangi pengiklan dan mengundang sebuah kebijakan dari regulator terkait dengan aksi penyalahgunaan data pribadi tersebut. Perusahaan telah kehilangan $60 miliar dari nilai pasar sahamnya selama dua hari terakhir.

        Dewan direktur Cambridge Analytica lansgung menangguhkan Nix pada hari Selasa (21/3/2018), tidak lama sebelum bagian kedua penyiar British Channel 4 mengekspos metode perusahaan dalam mengarahkan para pemilih untuk pemenangan Donald Trump dalam pilpres A.S. pada 2016 lalu, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (21/3/2018).

        Dalam program tersebut, Nix menjelaskan praktik yang digunakan untuk mempengaruhi pemilihan asing dan mengatakan bahwa perusahaannya melakukan semua riset, analisis, dan penargetan pemilih untuk kampanye digital dan TV Trump. Dia juga menyombongkan pertemuannya dengan Trump saat dia menjadi kandidat presiden dari Partai Republik "berkali-kali".

        Komentar Nix "tidak mewakili nilai atau operasi perusahaan dan penangguhannya mencerminkan keseriusan yang kita lihat mengenai pelanggaran ini," Cambridge Analytica mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

        Cambridge Analytica membantah semua klaim media dan menyatakan telah menghapus data setelah mempelajari informasi yang tidak mematuhi peraturan perlindungan data. Brad Parscale, penasihat digital utama 2016 Trump yang menangani secara reguler berhubungan dengan Cambridge Analytica, tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari klaim Nix.

        Jared Kushner, menantu Trump dan sekarang penasihat senior Presiden A.S., telah mengawasi operasi digital kampanye Trump. Salah satu eks penasihat Trump mengatakan Kushner membawa Cambridge Analytica ke dalam upaya kampanye 2016. Pengacara Kushner tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.

        Analis Cambridge Analytica Christopher Wylie mengatakan kepada Washington Post pada hari Selasa (21/3/2018) bahwa pada tahun 2014, ahli strategi konservatif Steve Bannon, yang akan menjadi penasihat Trump Gedung Putih, mengawasi upaya awal perusahaan untuk mengumpulkan data Facebook untuk membangun profil rinci tentang jutaan pemilih Amerika.

        "Bannon menyetujui untuk menghabiskan hampir $1 juta untuk memperoleh data, termasuk profil Facebook, pada tahun 2014," Wylie mengatakan kepada Washington Post .

        "Tidak jelas apakah Bannon tahu bagaimana Cambridge Analytica mendapatkan data Facebook," pungkas Washington Post.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: