Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Oorth Ungkap Tantangan Terjun ke Bisnis Startup

        Oorth Ungkap Tantangan Terjun ke Bisnis Startup Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Krishna Adityangga menganalogikan Oorth sebagai objek antariksa yang membentang luas. Dengan begitu, ia mengamini startup yang dipimpinnya bisa diterima oleh pengguna Tanah Air dan mancanegara.? ?

        "Oorth bisa diterima masyarakat luas yang tidak terbatas pada ruang geografis, kesukuan atau ras," kata Krishna yang juga Founder CEO Skynosoft Portal Prime dalam acara Grand Launching Oorth di Ballroom Harris-Pop, Solo, Rabu (21/3/2018).

        Sebagaimana diketahui, aplikasi media sosial tersebut dikembangkan melalui Skynosoft Portal Prime, sebuah perusahaan software developer berbasis di Solo, Jawa Tengah. Setelah sebelumnya diperkenalkan melalui versi Android, iOS, dan Web.

        "Saat ini selain Indonesia sudah ada 19 negara yang mengakses seperti Australia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat bahkan Rusia," terang Krishna saat menjelaskan jumlah pengguna.

        Ia berujar akan menyempurnakan fitur chatting versi web karena pengguna saat ini belum mengaksesnya. "Alhamdulillah kita diterima secara umum. Khusus chat ke depannya akan direalisasikan," terangnya.

        Krishna menjelaskan terjun ke dunia bisnis startup tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada tantangan terbesar.

        "Tantangan kita kali ini adalah menerima pengguna sebesar 9 juta user se-Asia Pacific dan komunitas ini sudah ditandangani oleh banyak komunitas di luar negeri kebanyakan dari pekerja migran," imbuhnya.

        Oorth memudahkan penggunanya untuk terhubung ke dalam pesan instan dimana terdapat beberapa fitur untuk penggalangan dana, donasi, crowfunding atau fund raising, chatting, dan berita terkini.

        "Berawal dari keresahan karena belum ada media sosial yang mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan komunitas secara digital dan bagaimana media sosial bukan hanya menjadi ajang untuk mencari eksistensi diri, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang," ungkap Krishna.

        Memasuki era digital saat ini, kata Krishna, banyak hal yang bisa ditransformasikan ke dalam bentuk digital, termasuk kegiatan-kegiatan komunitas.

        "Seratus persen aplikasi ini buatan anak bangsa. Stafnya mencapai 34," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Dina Kusumaningrum
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: