Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masyarakat Merapi Tekuni Ternak Sapi meski 'Volcano Tour' Sedang Berkembang

        Masyarakat Merapi Tekuni Ternak Sapi meski 'Volcano Tour' Sedang Berkembang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Sleman -

        Masyarakat di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tetap menekuni ternak sapi perah meskipun saat ini sektor pariwisata "volcano tour" sedang booming berkembang di wilayah setempat.

        Anggota Koperasi Susu sapi Barokah, Maryono, mengungkapkan jumlah peternak sapi perah lereng Merapi sudah pulih seperti sebelum bencana erupsi besar 2010. Masyarakat yang dulu sebelum erupsi merupakan peternak sapi perah, sekarang sudah beternak meskipun mereka juga disibukkan dengan kegiatan pariwisata 'volcano tour'.

        "Masyarakat lereng Merapi yang sebelum bencana besar lalu beternak, kini sudah kembali memiliki sejumlah sapi perah lagi untuk usaha ekonomi utama keluarga," ujar?Maryono di Dusun Pangukrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sabtu (31/3/2018).

        Dalam beternak sapi, ada masyarakat yang menggunakan sistem "nggaduh" (bagi hasil dengan pemilik sapi), ada juga yang membeli. Saat ini, keadaan lereng Gunung Merapi juga sudah pulih sehingga masyarakat tidak kesulitan mencari pakan sapi dari tumbuhan hijau dan rumput.

        "Pakan sudah ada banyak sekarang, kawasan yang dulu terdampak erupsi sudah kembali hijau dan banyak ditumbuhi rumput," katanya.

        Maryono mengatakan bahwa setiap harinya, di Koperasi Barokah Cangkringan ini, mampu menjual sebanyak 400 liter susu sapi perah dari warga peternak yang berjumlah sekitar 30 orang.

        Peternak lain, Tukinem, mengatakan pascaerupsi Merapi 2010, di daerah Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan memang berubah menjadi tempat wisata, berupa "volcano tour", berupa menjelajah tempat-tempat bekas terkena lahar panas, memakai Jip ataupun motor trail yang telah disediakan oleh para pelaku wisata untuk disewakan.

        "Saat erupsi Merapi 2010, sapi perah peliharaan pada mati. Sekarang sudah beli dan mulai beternak lagi. Ada tiga ekor," kata Tukiyem.

        Ia mengaku tak bisa lepas dari profesi beternak sapi perah yang sudah turun temurun ini. Meski penghasilan dari suaminya sebagai pelaku wisata sudah mencukupi.

        "Suami saya yang fokus di wisata lava tour Merapi," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ratih Rahayu

        Bagikan Artikel: