Berbagai masalah dalam dunia buruh begitu kompleks dan seringkali disuarakan dalam berbagai kesempatan, salah satu agenda rutinnya saat Hari Buruh yang diperingati setiap tanggal 1 Mei. Tuntutan yang kerap diteriakkan oleh serikat buruh Indonesia salah satunya terkait penolakan upah murah dan penghapusan sistem kerja outsourcing yang masih kerap diterapkan oleh banyak perusahaan.
Suara-suara untuk mendapatkan kelayakan dan kesejahteraan tidak hanya terdengar dari mereka yang bekerja di bawah perusahaan swasta, namun para pekerja BUMN juga tak luput dari masalah-masalah pemenuhan hak pekerja yang katanya belum sepenuhnya terlaksana.
Plt (Pelaksana Tugas) Direktur Utama Bhanda Ghara Reksa (BGR), Mohammad Affan menjelaskan hal-hal seperti itu merupakan hal yang lumrah. Ia mengatakan wajar apabila mereka menyuarakan kelayakan dan kesejahteraan. Karena pada dasarnya mereka ingin membahagiakan keluarga yang mereka cintai. Sejalan dengan itu, perseroan yang saat ini ia nakhodai akan terus melakukan perbaikan demi memenuhi hak-hak karyawan.
Sebagai informasi, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) merupakan BUMN yang mengemban misi menunjang kebijaksanaan pemerintah dan membantu pelaku bisnis dan industri, khususnya di bidang penyelenggara jasa penyewaan dan pengelolaan gudang serta proses pengiriman.
"Tuntutan itu hak setiap orang untuk bisa menyampaikan aspirasinya. Bagi buruh yang ingin menyampaikan aspirasinya, kami tidak melarang, yang jelas kami mengharapkan ada perbaikan nanti, baik dari sisi remunerasi, dari pihak manajemen atau perusahaan. Maka nantinya kita harapkan mampu membawa ekonomi yang lebih baik, tumbuh dan kondusif," jelas Mohammad Affan.
Terkait komitmen, Affan memastikan kesejahteraan para karyawan sudah masuk dalam visi dan misi perseroan. BGR memiliki visi misi khusus yang sudah disepakati bersama, salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Bilamana para staf ataupun karyawan memiliki produktivitas lebih maka tentunya perusahaan akan memberikan apresiasi lebih.
"Kami punya visi dan misi. Di dalam misi kami antara lain yaitu meningkatkan remunerasi melalui peningkatan produktivitas. Jadi, mereka harus produktif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau produktif, mereka juga akan mendapatkan yang terbaik. Dari situ secara otomatis akan meningkatkan kinerja perusahaan di tempat mereka bekerja, yang akhirnya di situ akan tumbuh bersama. Perusahaan tumbuh dan karyawan juga tentunya lebih sejahtera," tambahnya.
BGR sendiri pada tahun 2018 menargetkan perolehan revenue sebesar Rp1,3 triliun dan laba Rp66 miliar. Sampai dengan triwulan ketiga ini perseroan telah membukukan pendapatan Rp330 miliar. Untuk mencapai angka tersebut bukan merupakan hal yang mudah dan tentunya juga membutuhkan kerja keras baik dari staf terbawah sampai dengan jajaran direksi.
"BOD (Board of Director)?akan evaluasi terus. Sampai triwulan pertama target kami sudah terlampaui dari sisi pendapatan dan labanya. Tentunya ini apresiasi buat teman-teman karyawan juga yang sudah berusaha keras bagaimana mencapai target yang telah kita buat bersama," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Vicky Fadil