Harga minyak AS turun pada akhir perdagangan, Kamis (24/5/2018) pagi WIB, tertekan data resmi yang menunjukkan persediaan minyak mentah negara itu naik secara tak terduga.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 0,36 dolar AS menjadi menetap di 71,84 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, naik 0,23 dolar AS menjadi ditutup pada 79,80 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu (23/5) bahwa persediaan minyak mentah komersial AS melonjak 5,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Mei, yang mengejutkan pasar karena sebagian besar analis memperkirakan penurunan.
Sementara itu, harga minyak masih berada di dekat tingkat tertinggi tiga tahun karena kekhawatiran geopolitik terus mendukung pasar.
Kekhawatiran geopolitik bahwa sanksi AS terhadap Iran dapat mengurangi pasokan minyak mentah negara itu, telah menyebabkan harga minyak melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, perjanjian internasional penting yang ditandatangani pada 2015.
Pasar minyak mempertahankan dukungan dari kekhawatiran atas sanksi AS terhadap Iran, karena para pedagang bertaruh tindakan tersebut akan mengurangi pasokan minyak mentah global.
Beberapa analis mengatakan sanksi tersebut bisa menghapus satu juta barel per hari minyak mentah Iran dari pasar, sementara yang lain mengatakan dampaknya akan terbatas menjadi kurang dari 500.000 barel per hari.
Pasar sekarang juga mempertimbangkan kemungkinan tambahan sanksi AS terhadap Venezuela setelah pemilihan presiden negara itu.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Minggu (20/5) mengamankan masa jabatan enam tahun keduanya dalam pemilihan presiden. Amerika Serikat secara aktif mempertimbangkan sanksi minyak terhadap negara tersebut, di mana produksinya telah turun sepertiga dalam dua tahun ke yang terendah dalam beberapa dekade.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: