Sebagai seorang Chief Executive Officer (CEO) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kartika Wirjoatmodjo, menghabiskan sebagian besar hari-hari sibuknya dengan menjumpai CEO-CEO perusahaan di dalam negeri. Selain membangun relasi personal dan institusional, itu juga dimanfaatkan untuk menjelaskan bahwa wajah bank yang dipimpinnya sudah jauh berbeda dengan persepsi selama ini sebagai bank pelat merah yang feodal.
?Saya berupaya menjelaskan bahwa Bank Mandiri kini sanggup melayani transaksi keuangan yang terbilang kompleks, seperti akuisisi atau cross border transaction,? ujar Tiko, begitu Kartika Wirjoatmodjo biasa disapa. Dengan kemampuan seperti ini, ia sudah mensejajarkan Bank Mandiri dengan bank-bank global, seperti JP Morgan Chase Bank, Credit Suisse, UBS AG, Citibank, dan lainnya.?
Salah satu contoh sukses Bank Mandiri yakni ketika melayani PT Medco Energy International Tbk melakukan akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$2,6 miliar pada 2016. Untuk akuisisi tambang emas dan tembaga yang berlokasi di Pulau Sumbawa ini, Bank Mandiri bertindak selaku pemimpin kredit sindikasi ke Medco senilai US$750?juta. Bank Mandiri sendiri mengucurkan kredit sebesar US$360 juta, sisanya BNI dan BRI.
Pengalaman menyelesaikan proses akuisisi terhadap perusahaan asing seperti PT NNT ini, menorehkan portofolio tersendiri bagi Bank Mandiri. Pasalnya, proses akuisisi terhadap perusahaan asing tentu menyangkut hukum-hukum yang berlaku, tidak hanya di Indonesia, tetapi hukum di negara perusahaan asing tersebut berbasis. Proses akuisisi ini juga menyangkut cross border transaction. Dengan referensi ini, manajemen Bank Mandiri pede dalam menawarkan jasa pelayanan keuangan kompleks.
Contoh di atas barulah salah satu pelayanan Bank Mandiri terhadap nasabah korporasi yang membutuhkan pelayanan yang lebih advanced dari biasanya. Dari sinilah, pihak manajemen Perseroan membuka layanan menyeluruh terhadap (one stop solution) kebutuhan transaksi finansial sebuah korporasi, mulai dari mengurus cash flow management, perpajakan, pembayaran suplier, pembelian bahan baku (futures trading), currency swap, investment, jaminan asuransi, penerbitan bond lokal dan global, termasuk cross border transaction dan lainnya.
Untuk memenuhi semua kebutuhan nasabah korporasi tersebut, Tiko melibatkan secara sinergis seluruh kekuatan anak-anak usaha Perseroan, seperti Mandiri Sekuritas, Mandiri AXA General Insurance, Mandiri Utama Finance, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Inhealth, Mandiri Capital Indonesia, Bank Mandiri Taspen, dan Mandiri International Remittance Sdn. Bhd. Dari sini boleh dibilang, hampir semua segmen layanan jasa keuangan mampu digarap oleh Bank Mandiri, baik secara nasional, regional, maupun global.
Bahkan, Bank Mandiri tidak hanya menggarap perusahaan sebagai nasabah korporasi, tetapi juga pegawai-pegawai di perusahaan-perusahaan yang menjadi nasabah Perseroan. Mereka akan difasilitasi layanan keuangan, mulai dari kredit konsumer, kepemilikan rumah, kepemilikan mobil, investasi, asuransi, dan tabungan pensiun dengan layanan termutakhir secara digital. Ibarat kata anak muda zaman now ?palugada? (apa lu mau, gua ada). Itulah wajah Bank Mandiri saat ini yang bukan lagi sebagai bank BUMN feodal, tetapi sudah jadi bank global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Heriyanto Lingga
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: