Cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2018 tergerus US$2 miliar menjadi US$122,9 miliar karena digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Meskipun menurun, Bank Sentral menyatakan cadangan devisa tersebut masih mencukupi, setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,2 bulan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Bank sentral memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang membaik, serta kinerja ekspor yang tetap positif," ujar dia di Jakarta, Jumat (8/6/2018).
Menilik data BI, posisi cadangan devisa sejak awal 2018 menunjukkan penurunan. Pada Januari 2018, cadangan devisa sebesar US$131,9 miliar yang kemudian turun di Februari 2018 menjadi US$128,06 miliar.
Selanjutnya cadangan devisa juga tergerus pada Maret 2018 menjadi US$126 miliar. Kemudian pada April 2018 cadangan devisa turun menjadi US$124,9 miliar. Di Mei 2018, cadangan devisa Indonesia menurun US$1,1 miliar menjadi US$122 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: