Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Manulife Aset Manajemen Nyatakan Potensi Pasar Saham Masih Atraktif

        Manulife Aset Manajemen Nyatakan Potensi Pasar Saham Masih Atraktif Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia, Dimas Ardhinugraha, menyatakan pasar saham Indonesia saat ini masih menawarkan potensi yang atraktif.

        Menurutnya, valuasi saham yang atraktif tersebut dipengaruhi oleh penyesuaian ekspektasi investor terhadap pasar saham Indonesia.

        "Level PE rasio pasar saham Indonesia saat ini di bawah rata-rata 5 tahun," paparnya di Jakarta, Jumat (16/11/2018)

        Ia juga menambahkan kepemilikan investor asing di pasar saham domestik sudah rendah karena banyaknya outflow yang terjadi sejak 2017 lalu. Kondisi ini menjadikan risiko outflow lanjutan lebih terbatas.

        "Dari sisi fundamental kinerja keuangan emiten dalam IHSG juga menunjukkan pertumbuhan laba yang positif di tahun ini," jelasnya.

        Sementara itu, pasar obligasi turut berada pada level yang atraktif. Dimas menyatakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun saat ini di kisaran 8,5%, angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki imbal hasil tertinggi.

        Ia juga menambahkan, indikasi pasar obligasi diindikasikan dari dana asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi di kuartal III.

        "Investor asing membukukan pembelian US$1,4 miliar di kuartal III," katanya.

        Di waktu yang bersaman, Dimas memaparkan saat ini pasar Asia sedang dalam proses menyusun kembali ekspektasinya. Berdasarkan indeks MSCI, pasar Asia Pacific melemah 9.6% di bulan Oktober.

        "Di tahun 2017 dan awal 2018 sentimen investor sangat positif. Namun memasuki pertengahan 2018 sentimen pasar berbalik menjadi sangat pesimis, karena terjadinya konflik dagang dan krisis ekonomi di Argentina dan Turki," kata Dimas.

        Pada periode perubahan sentimen dari positif menjadi sangat negatif, Dimas menjelaskan kondisi tersebut rentan terjadi koreksi pasar berlebih. Meski begitu, secara fundamental, saat ini emiten di Asia masih menunjukkan kinerja keuangan yang positif, dan ekspektasi kinerja di tahun 2019 juga tetap positif.

        "Secara keseluruhan, kondisi fundamental yang tetap positif dan valuasi yang atraktif, menjadikan pasar saham Asia menjadi menarik untuk dikoleksi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadya Zul El Nuha
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: