Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim aktivitas perdagangan sektor kehutanan sepanjang 2018 telah menyumbang devisa negara sebesar US$12,17 miliar.
Menteri LHK, Siti Nurbaya, mengungkapkan sumbangan devisa tersebut merupakan rekor tertinggi yang dicatatkan oleh sektor hasil hutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Ia pun? mengaku cukup puas karena angka capaian tersebut yang merupakan wujud keberhasilan para stakeholder sektor LHK yang telah mau mengikuti langkah-langkah koreksi (Corrective Actions) untuk perbaikan pengelolaan sektor LHK.
?Saya minta keberhasilan ini harus diestafetkan terus dimasa-masa selanjutnya,? kata dia di Jakarta, Senin (31/12/2018).
Untuk? tahun 2019 , Siti melanjutkan akan fokus dalam beberapa hal diantaranya menjaga keseimbangan kelestarian lingkungan dalam pembangunan, meningkatkan sumbangan ekonomi melalui konfigurasi bisnis baru dan circular ekonomi, serta memperkuat aksi korektif sebagai landasan pembangunan berikutnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa laju deforestasi di Indonesia terus menurun dan sudah dapat dikendalikan. Hal ini menurutnya terkait dengan langkah-langkah perbaikan yang terus dilakukan oleh kementrianya dibantu dengan dunia usaha dan masyarakat, seperti contohnya pada penerapan sistem legalitas kayu dan penegakan hukum LHK yang tentu saja berkontribusi positif dalam penurunan laju deforestasi hutan.
Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto, menyatakan bisnis sektor kehutanan semakin berkembang dengan adanya kebijakan untuk menerapkan Corrective Actions.
"Saat ini kami bisa membuktikan bahwa sektor kehutanan bukanlah sunset industri, pada tahun 2018 ini kami mencatat rekor tertinggi penyumbang devisa dari sektor hasil hutan yaitu sebesar US$ 12,17 Miliar" ujar Purwadi.
Purwadi menambahkan capaian angka tersebut merupakan buah dari pergeseran penggunaan bahan baku untuk industri kehutanan dari hutan alam ke Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan pergeseran ini dipastikan kelestarian hutan terwujud dan bisnis sektor kehutanan akan semakin berkembang.
"Besaran jumlah bahan baku kayu industri kehutanan tahun 2018 ini sebanyak 37 juta m3 bersumber dari HTI dan hanya tinggal 5,6 juta m3 yang bersumber dari hutan alam", ungkapnya.
Hal lain yang mendorong kelestarian hutan dan tentunya bisnis sektor kehutanan menurut Purwadi adalah adanya arahan dari KLHK untuk meningkatkan produktivitas kayu dari hutan alam dengan teknik silvikultur intensif. Dengan teknik ini produktivitas kayu dalam suatu areal dapat meningkat, sehingga mengakibatkan luasan areal hutan alam yang dieksploitasi semakin kecil, hutan semakin lestari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: