Pemerintah Indonesia sedang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, perkembangan teknologi saat ini membawa gelombang revolusi industri 4.0. Kondisi tersebut memberikan peluang dan tantangan bagi industri baja di Indonesia.
Menurut data dari Himpunan Ahli Pengecoran Indonesia (HAPLI), saat ini Indonesia memiliki kapasitas produksi 360.000 ton oleh 164 perusahaan pengecoran. Sementara kebutuhan di 2018 saja melebihi kapasitas yang ada, yakni 546.000 ton untuk konstruksi dan manufaktur. Untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya produksi, perusahaan-perusahaan Indonesia siap mengadopsi teknologi yang mendukung industri 4.0.
"Beberapa perusahaan pengecoran mau tidak mau harus segera menuntaskan teknologi pengecoran 3.0 mereka karena dalam waktu dekat mereka harus memasuki pengecoran 4.0," ujar R Widodo, Ketua Umum HAPLI.
Baca Juga: Indonesia Targetkan Jadi Produsen Baja Terbesar di Dunia, Setara dengan Eropa
Menjawab peluang dan tantangan tersebut, pelaku industri dapat mengikuti Gifa, Metec, Thermprocess, Newcast (GMTN), pameran bisnis berskala internasional untuk industri logam dan baja akan kembali digelar oleh Messe D?sseldorf pada 25-29 Juni 2019 di Duesseldorf, Jerman. Acara empat tahunan ini bermanfaat bagi para pelaku industri pengecoran, metalurgi, thermoprocess, dan casting presisi.
Untuk memaksimalkan persiapan pameran dan potensi kerja sama antara Jerman dan Indonesia, Messe D?sseldorf menggelar pertemuan dengan sekitar 100 pengusaha industri logam dan baja Indonesia di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Indonesia merupakan basis produksi yang diminati investor-investor dunia. Pemulihan ekonomi dan pertumbuhan industri mesin yang stabil selama beberapa tahun terakhir menunjukkan produsen Indonesia siap melakukan ekspansi dan tengah mencari teknologi produksi yang ditingkatkan dan peningkatan efisiensi untuk bersaing di pasar dunia.
Friedrich-Georg Kehrer selaku Global Director for Metals & Flow Technologies Messe D?sseldorf menjelaskan, GMTN meliputi spektrum luas untuk aktivitas yang bergerak di bidang teknologi pengecoran, metalurgi, teknologi proses thermo, dan produk casting, serta merupakan pintu menuju pasar dunia. Ajang bagi para pelaku industri logam dan baja ini untuk mendapatkan informasi teknologi terkini untuk diterapkan di pasar masing-masing negara.
"Melalui pameran ini, perdagangan antara Jerman dan Indonesia akan diintensifkan, di mana industri konstruksi mesin Jerman yang terkenal dalam memproduksi logam presisi berkualitas tinggi tetap menjadi andalan Jerman dalam hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Jerman," jelas Friedrich-Georg Kehrer.
Pada penyelenggaraan pameran GMTN 2019 akan dihadirkan semua aspek mengenai logam dan proses pembuatannya. GMTN merupakan gabungan dari empat pameran yang saling bersinergi, yaitu Gifa yang menghadirkan perkembangan terkini industri pengecoran, Metec mengenai industri metalurgi, Thermprocess mengenai industri thermo process, dan Newcast mengenai casting presisi.
"GMTN merupakan platform yang sangat bermanfaat karena mempromosikan kerja sama internasional. Kerja sama akan mendorong pertumbuhan industri-industri pendukung di Indonesia. Tahun ini kami menargetkan pengunjung dari Indonesia meningkat 100%, seiring semakin sadarnya para produsen tentang pentingnya acara ini bagi perkembangan bisnis mereka," ujar Friedrich Kehrer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: