Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Puisi Neno, Pendukung Sebelah Beraninya Sama Perempuan?

        Soal Puisi Neno, Pendukung Sebelah Beraninya Sama Perempuan? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua GNPF Ulama Binjai Ustaz Sani Abdul Fatah menilai puisi Neno Warisman yang dibacakan pada Munajat 212 sengaja diarahkan oleh pendukung patahana untuk merusak keberhasilan acara tersebut.

        Menurutnya, serangan tersebut merupakan sebuah persekusi pada Neno. "Menurut hemat kami, mencari kesalahan pada acara Munajat 212 kemarin adalah ciri-ciri orang yang panik dan takut kalah. mereka mencari apa saja untuk bisa dijadikan sasaran tembak, walaupun tak ada kesalahan," katanya kepada wartawan, 23/2/2019)

        Lanjutnya, ia menilai doa yang dibalut puisi tersebut tidak ada yang salah. "Itu kan doa, dimana umat islam minta dimenangkan Allah agar keluar dari potensi dan ancaman diskriminatif. Ini kok tafsirnya malah mengatakan mengancam Tuhan," lanjutnya.

        Mneurutnya, puisi Neno sengaja ditarik-tarik ke dalam wilayah politis. Sambungnya, ia mengatakan serangan dan persekusi ketap disematkan pada Neno yang merupakan simbol dari kebangkitan emak-emak.

        Baca Juga: Puisi Neno, Contoh Agama Jadi Kedok Politik

        "Itu pendukung petahana beraninya sama Neno. Nampaknya pendukung sebelah memang senangnya menyerang perempuan," tukasnya.

        Sebelumnya, seperti diberitakan, Neno membacakan puisi yang sebagian isinya adalah meminta kemenangan dalam Pilpres nanti. Isinya adalah:

        Baca Juga: Soal Puisi Neno, Bang Sandi Angkat Tangan, Kok?

        "...Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu..."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: