Jumlah Perokok Melonjak, Kedua Paslon Masih Bungkam Soal Pengendalian Tembakau
Mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2012-2014, Nafsiah Mboi menyatakan, belum ada visi misi dan komitmen yang kuat dari dua pasangan calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) pada isu pengendalian tembakau.
Hal ini dikatakan Nafsiah setelah mendengar paparan dari kedua kubu dalam sebuah diskusi yang digelar di D?consulate Cafe, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2019).
"Angkanya (penyakit yang disebabkan oleh rokok) kita semua sudah mengetahui, tetapi enggak ada komitmen pengendalian tembakau yang komprehensif dan intensif,? katanya.
Baca Juga: Indonesia Sumbang Separuh dari Jumlah Perokok Dewasa di Asia Tenggara
Padahal, berdasarkan data yang dia miliki, jumlah perokok di usia 15 sampai 19 tahun terus meningkat di semua provinsi dan merampas hak anak untuk hidup sehat dan sejahtera.
Dengan meningkatnya angka ini, maka jumlah penyakit yg disebabkan oleh rokok pun meningkat.
?Memang beda penyakitnya antarprovinsi, tetapi berdasarkan Riskesdas 2017 dan 2018, penyakit kanker, stroke, jantung, dan gagal ginjal meningkat di semua provinsi,? ujar Nafsiah.
Dia tiddak memungkiri kalau upaya pemerintah lewat instruksi Presiden no 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Sehat sudah bagus. Tetapi masyarakat tidak bisa jalan sendiri melainkan harus didukung dan dibimbing oleh pemerintah sehingga instruksi ini bisa berjalan dengan baik di daerah.
?Karena masyarakat kita itu di daerah dan buktinya masih ada 13 provinsi yang belum ada aturan sama sekali tentang tembakau. Kalau saya melihat, pemerintah yang tidak memperhatikan pengedalian rokok sama dengan merampas hak rakyat untuk hidup sehat dan sejahtera,? katanya.
Nafsiah yang pernah menjabat sebagai Menkes di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memang mengakui kalau untuk mengendalikan rokok mesti ada komitmen yang kuat dari semua pihak.
Baca Juga: Peduli Nasib Petani Tembakau, Misbakhun Terus Perjuangkan RUU Pertembakauan
Karena berdasarkan pengalamannya, upaya untuk meloloskan wacana pengendalian tembakau sering mendapat singgungan, baik dari kanan, kiri, hingga atas dan bawah.
?Memang masalahnya banyak, ke samping antarsesama menteri saja beda-beda pandangannya. Anggota DPR bilangnya sih komitmen, tetapi praktiknya tidak ada sama sekali. Bahkan ketika saya kunjungan ke daerah ada Gubernur yang bilang saya panglima petani tembakau. Padahal petani tembakau di daerah itu hanya berapa orang,? ujar Nafsiah.
Debat Cawapres yang menghadirkan Maruf Amin dari kubu petahana dan Sandiaga Uno dari penantang, akan membahas tema "Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan serta Sosial dan Kebudayaan" pada 17 Maret 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: