Menjalani aktiVitas pertanian kini lebih mudah dan menguntungkan. Demikian disampaikan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir dalam acara Sarasehan KTNA di Wisma Yampi, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).
Mewakili petani, Winarno menyampaikan manfaat dukungan pemerintah selama Pemerintahan Joko Widodo, katanya, begitu terasa dan tepat sasaran.
"Pertama, dari penyediaan air berupa bendungan-bendungan berjumlah 65 buah. Ada yang sudah selesai, ada yang belum," ujar Winarno melalui keterangan resminya.
Winarno menambahkan, untuk sistem irigasi, pemerintah membantu memperbaiki saluran air yang rusak, membuatkan embung-embung (waduk kecil) karena selama ini lahan pertanian tidak sepenuhnya mendapat pengairan yang ideal.
"Embung yang jumlahnya bisa mencapai 30 ribu di seluruh Indonesia ini dibuatkan untuk menghadapi Elnino. Jumlah ini bisa mengairi lahan pertanian hingga 4 juta hektare," rincinya.
Baca Juga: Upah Buruh Bangunan Hingga Tani Catat Peningkatan di Februari 2019
Sejak 2015 petani juga mendapatkan bantuan berupa subsidi benih. Peningkatan indeks pertanaman dibantu dengan mekanisasi pertanian dari yang kecil hingga yang besar, termasuk dryer (mesin pengering) bagi petani jagung. Jumlahnya mencapai puluhan ribu. Winarno mengakui belum semua kelompok tani mendapatkan bantuan dalam bentuk alat mesin pertanian (alsintan) ini. Tak dipungkirinya bantuan ini efektif menekan biaya tenaga kerja.
"Termasuk juga mesin panen. Potensi kehilangan saat panen saat ini berhasil diturunkan menjadi 3-4% saja. Ke depannya, kami targetkan 2-3%. Bahkan seperti di Jepang, 1-2% saja. Kami optimalkan di operatornya, nanti diberi pelatihan dan pembekalan lagi," jelas Winarno.
Ia menggambarkan, dulu saat panen masih menggunakan cara tradisional dengan arit, hasil panen hilang mencapai 10% karena rontok. Hasil panen yang terselamatkan setelah adanya bantuan mekanisasi, bisa dengan mudah dihitung. Menurutnya, ini menjadi keuntungan langsung bagi petani.
"Untuk menghadapi Elnino tahun ini, kami juga insyaallah lebih siap dengan bantuan perbaikan irigasi dan embung tadi. Harapannya, Elnino di 2019 ini tidak terlalu berdampak pada pertanian. Demikian juga keterangan yang kami dapat dari BMKG," tambahnya optimis.
Risiko bertani kini juga relatif lebih kecil setelah ada bantuan asuransi pertanian. Saat ini, memang baru sebatas petani padi dan ternak. Ke depan ia mendapat kepastian bahwa bantuan asuransi juga akan dilebarkan ke petani jagung dan komoditas lainnya.
"Manakala petani menghadapi risiko pertanaman, (bantuan asuransi) ini berguna untuk meminimalisasi kerugian. Dengan membayar Rp36 ribu saja, saat gagal panen hingga 70% mendapat penggantian Rp36 juta rupiah," pungkasnya.
Baca Juga: Kementerian Pertanian Dorong Generasi Milenial Masuk Industri Pertanian 4.0
Ada pula permasalahan dulu yang selalu menghantui petani, tetapi kini sudah ada solusinya. Panen di musim hujan, yang mengakibatkan hasil tani tidak terjual, bahkan busuk. Kini pemerintah mengarahkan petani agar panen di waktu yang tidak bersamaan. Dalam hal stabilisasi harga, Winarno berharap pada peran penting Bulog agar dapat menyerap hasil panen untuk melindungi petani dari kerugian besar.
"Satu lagi, kami juga merasa dilindungi dari serbuan produk impor. Kami apresiasi hal ini sebagai keberanian Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk membatasi impor hasil produk pertanian," akunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti