Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai turut merespons pernyataan Menkopolhukam Wiranto terkait ancaman bagi pengajak golongan putih yang dapat dipidana.
Menurutnya, pernyataan Wiranto tersebut sesat, dan tidak mampu membangun konsep demokrasi. "Menurut saya Wiranto sesat pikir, Wiranto itu Menkopolkam yang tidak mampu membangun sebuah grand desain tentang bagaimana sistem demokrasi itu bisa berjalan," ujarnya Kamis (28/3/2019) di Jakarta.
Baca Juga: AHY: Wiranto Tak Perlu Mengancam
Lanjutnya, ia menyebut ajakan ajakan untuk golput tidak maslah. Pasalnya, dalam agama pun tidak berdosa.
"Karena itu ketika orang poltiik menyatakan memilih A memilih B atau tidak memilih merupakan hak, mengajak orang pun merupakan hak, kecuali menghasut dan penghasutan," jelasnya.
Sambungnya, "Kalau mengajak orang untuk tidak memilih ya tidak apa-apa, dalam agama juga tidak memilih jadi tidak berdosa contoh kan sama donk, equivalent donk. Ya kalian memilih Prabowo silakan, memilih Jokowi silakan, tidak memilih ya nggak apa-apa kan," tambahnya.
Baca Juga: Pak Wiranto, Jangan Paling Kuasalah
Sebelumnya, Wiranto mengatakan potensi golput juga bisa digolongkan sebagai masalah menjelang hari pencoblosan. Katanya, warga yang mengajak warga lain untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu dapat dikategorikan sebagai pengacau pemilu dan bisa dijerat hukum.
?Itu kan namanya mengancam hak dan kewajiban orang lain, dan undang-undang yang mengancam (pelaku) itu. Kalau UU terorisme enggak bisa, UU lain masih bisa. Ada UU ITE bisa UU KUHP juga bisa,? ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil