Bekerja di perusahaan rintisan (startup) seperti Google, Facebook, Kaskus maupun perusahaan rintisan lainnya, tidak terkecuali Bukalapak, memang menyenangkan. Selain kantornya yang memiliki desain unik, keuntungan terbesar lainnya adalah budaya yang memberikan fleksibilitas jam kerja.
Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid mengakui dengan skala perusahaan yang terbilang besar dan jumlah karyawan yang begitu banyak dengan kepribadian masing-masing yang berbeda, merupakan tantangan tersendiri. Apalagi, sebagian besar mereka adalah generasi milenial. Untuk itu, dirinya selalu menerapkan dua prinsip: kepercayaan dan fleksibilitas waktu kerja.
"Tantangannya pasti masing-masing karyawan punya personality yang beda-beda ya dan kebanyakan mereka adalah generasi milenial yang mungkin lebih enggak suka diatur ketimbang generasi di atasnya. Kami lebih ke dua konsep. Yang pertama soal kepercayaan, kami jarang sekali memerintah secara top (to) down. Kami lebih memberi KPI secara besarnya saja," kata dia kepada Warta Ekonomi belum lama ini.
Bukalapak sendiri diakuinya dipupuk dengan struktur tim-tim kecil. Mereka ini bertanggung jawab terhadap fitur-fitur yang tidak terlalu besar, misalnya mengerjakan produk pulsa. Di tim kecil ini, Fajrin hanya memberi target tertentu terkait produk pulsa, bagaimana strategi mencapainya diberikan kebebasan kepada tim.
"Terserah. Yang penting target begini misalnya. Itu akan memberikan kebebasan mereka untuk berkreasi sendiri. Bagaimana kira-kira solve the problem-nya mungkin bikin digital apalah atau recurring, misal pembelian rutin tiap minggu, tiap bulan, dan sebagainya. Atau mungkin membuat promo seperti apa, nah ini kami bebaskan," tambah Fajrin.
Ditambahkannya, masing-masing tim kecil juga dengan sendirinya membentuk budaya dan fleksibiltas jam kerja sendiri. Kasarnya, manajemen akan tutup mata terkait karyawan hendak ngantor di mana, silakan saja. Yang penting, seminggu sekali manajemen memantau progres agar minimal apa yang ditargetkan tetap berjalan.
"Kami setiap Senin pagi itu ada meeting management, itu memantau seluruh KPI di minggu sebelumnya. Kalau bagus, ya good silakan lanjut, mau ngapain saja gitu kan. Kalau enggak bagus, then kami evaluasi lah, kenapa nih? Sekaligus kami juga nawarin ada enggak yang bisa kami bantu supaya kerjanya sesuai target lagi," tambah Fajrin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: