Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Trump Kembali Desak The Fed Pangkas Suku Bunga

        Trump Kembali Desak The Fed Pangkas Suku Bunga Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden AS, Donald Trump, mengatakan Federal Reserve (Fed) harus menurunkan suku bunga dan mengejar kebijakan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing). Kebijakan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan ekonomi Amerika Serikat (AS).

        "Saya pribadi berpikir The Fed harus menurunkan suku bunganya. Saya pikir mereka benar-benar memperlambat kami. Tidak ada inflasi," kata Trump kepada wartawan ketika ia meninggalkan Gedung Putih menuju California, Jumat (5/4/2019).

        Presiden juga menyarankan bank sentral untuk mengejar pelonggaran kuantitatif, sebuah strategi yang digunakan setelah terjadi krisis keuangan satu dekade lalu. Pelonggaran kuantitatif melibatkan pembelian triliunan obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek.

        Baca Juga: BI: Suku Bunga Acuan Kita Banyak Dipengaruhi Kebijakan The Fed

        Trump telah berulang kali mengkritik kenaikan suku bunga The Fed tahun lalu, dan dilaporkan bahkan telah membahas pemecatan Ketua Fed Jerome Powell bulan lalu. The Fed menyetujui empat kenaikan suku bunga pada 2018, melanjutkan langkah menuju normalisasi kebijakan yang dimulai pada 2015.

        Pada Maret, The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari, dan sekali lagi berjanji untuk bersabar dengan kenaikan suku bunga di masa depan. The Fed juga mengatakan akan mengakhiri limpasan atau pengurangan neracanya pada akhir September.

        The Fed mulai secara bertahap mengurangi portofolio efek dan obligasi yang didukung hipotek pada Oktober 2017 dengan membiarkan sekuritas jatuh tempo tanpa menginvestasikan kembali hasilnya, yang disebut "pengetatan kuantitatif" (quantitative tightening). The Fed telah memangkas neracanya dari posisi tertingginya sebesar US$4,5 triliun menjadi US$4,1 triliun saat ini.

        Menurut data dari Departemen Perdagangan AS, produk domestik bruto riil meningkat 2,9 persen pada 2018. Nilai ini sedikit di bawah target pertumbuhan tahunan 3 persen.

        Dalam proyeksi ekonomi terbaru yang dirilis pada Maret, The Fed memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi AS pada 2019 dan 2020. Bank sentral itu memperkirakan tingkat pertumbuhan masing-masing 2,1 persen dan 1,9 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: