Mantan Ketua KPU Juri Ardiantoro mengatakan upaya delegitimasi terhadap penyelenggaraan Pemilu saat ini berlangsung dengan cara yang sistematis.
Baca Juga: Irma Chaniago Ajari Amien Rais Cara Bedakan Pemimpin yang Tegas dan Pemimpin Temperamental
"Pemilu 2019 ini serangan ke KPU sangat berat dan dilakukan secara sistematis," ujar Juri dalam siaran persnya, Jumat (12/4/2019).
Ketua KPU periode 2016/2017 itu mencontohkan berbagai upaya menyudutkan kinerja KPU terjadi bertubi-tubi.
"Mulai dari hoax tujuh kontainer berisi 70 juta surat suara dari China yang telah tercoblos,, video pencoblosan dini di Medan yang dibingkai sebagai kecurangan, padahal peristiwa yang diviralkan itu adalah kejadian pilkada Medan tahun 2015," pungkasnya.
Juri yang juga pernah menjadi Ketua KPU Provinsi DKI dua periode ini menilai bahwa kejadian ini menyambung serangkaian peristiwa sebelumnya yang mengarah pada serangan serius dan berbahaya sebagai upaya sistemik mendelegitimasi penyelenggara pemilu.
"Seperti bully kepada KPU saat memutuskan menggunakan kotak suara yang terbuat dari bahan karton kedap air dengan dikatakan 'kotak suara kardus', padahal kotak serupa sudah dipakai sejak Pemilu 2014 dan berlanjut pada Pilkada tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018," jelasnya.
KPU juga baru-baru ini diserang dengan pernyataan Amien Rais di akhir Maret 2019 yang mengampanyekan dan mendorong munculnya ?people power? untuk memprotes hasil pemilu jika terjadi kecurangan.
"Pemilu saja belum berlangsung, bagaimana Amien Rais tahu ada kecurangan-kecurangan," tanya Juri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat