Dalam beberapa hari terakhir ini, harga saham beberapa produsen rokok sempat volatile karena berhembus kabar, pemerintah akan menaikkan cukai rokok setelah pemilu selesai. Padahal sejak awal tahun pemerintah sudah menetapkan tidak akan menaikkan cukai rokok tahun ini.
Pemerintah mengambil kebijakan tersebut dengan alasan ingin mengurangi jumlah rokok ilegal yang beredar di pasar. Dengan kebijakan ini, pasar memperkirakan volume penjualan rokok akan naik karena produsen rokok akan menahan kenaikan harga rokok.
Tak hanya itu, di saat yang sama, pemerintah menaikkan bantuan sosial bagi masyarakat menengah ke bawah, yang secara tidak langsung akan berdampak pada naiknya daya beli masyarakat.
Namun menurut Bahana Sekuritas, meski bantuan sosial bagi masyarakat menengah ke bawah meningkat, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan pada volume penjualan rokok.
Analis Giovanni Dustin memperkirakan volume penjualan rokok sepanjang tahun ini hanya akan naik sekitar 0,5% secara tahunan, dengan mempertimbangkan tidak adanya kenaikan cukai rokok.
Baca Juga: Sudah Rugi Rp3,5 Miliar, Investor Tinggalkan Saham Bolt!
"Kenaikan penjualan rokok diperkirakan akan berlangsung secara perlahan, bersamaan dengan pemulihan ekonomi makro yang akan mendorong penurunan angka pengangguran," tulis Bahana dalam pernyataan tertulisnya, Senin (29/4/2019).
Dengan angka pengangguran yang terus membaik setiap tahun, Bahana meyakini saham sektor rokok secara jangka panjang masih menjanjikan. Anak usaha Badan Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini memberikan rekomendasi beli untuk saham PT HM Sampoerna dengan target harga Rp4.150 per lembar saham.
Perusahaan berkode saham HMSP ini memiliki prospek lebih positif dibanding industri karena lebih fokus pada profitabilitas dengan cara menaikkan harga. Bahana memperkirakan pendapatan HMSP akan naik sekitar 3% secara tahunan pada akhir 2019 menjadi Rp110,36 triliun, dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan kenaikan laba bersih diperkirakan sekitar 11% menjadi Rp15,08 triliun pada akhir 2019.
Di sisi lain, Bahana merekomendasikan hold?saham PT Gudang Garam dengan target harga Rp82.500 per lembar saham, dari yang sebelumnya mendapat rekomendasi beli. Pasalnya, perusahaan berkode saham GGRM ini masih menahan kenaikan harga dalam dua kuartal terakhir ini demi meningkatkan market share, yang pada akhirnya akan?bisa menekan perolehan laba bersih perusahaan di 2019.
Bahana memperkirakan pendapatan GGRM naik sekitar 6% pada akhir 2019, dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp101,71 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan naik sekitar 9% secara tahunan menjadi Rp8,51 triliun pada akhir 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: