Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Terkaya Se-Asia, Hidupnya Biasa Saja

        Orang Terkaya Se-Asia, Hidupnya Biasa Saja Kredit Foto: YouTube
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pebisnis besar asal India yang memegang Chairman dan Managing Director Reliance Industries Limited (RIL), Mukesh Dhirubhai Ambani, merupakan salah satu miliarder yang memiliki kehidupan sederhana.

        Dia kini menjadi orang terkaya di Asia dan ke-13 di dunia. Mukesh terlahir di Aden, Yaman, sebelum dia pindah dan besar di Mumbai, India. Dia mendapatkan gelar sarjana dibidang Teknik Kimia dari Institut Teknologi Kimia pada awal 1970-an.

        Mukesh mulai bekerja bersama ayahnya Dhirubhai Ambani dalam menggarap bisnis keluarga, Reliance, setidaknya sejak 1981. RIL menjalankan bisnis besarnya di sektor pengilangan, petrokimia, dan minyak serta gas.

        Baca Juga: Kisah Sukses Si Buruh Pabrik 3,6 Miliar Dolar

        Anak perusahaan RIL lainnya meliputi Reliance Retail Ltd., ritel terbesar di India. Bisnisnya juga berkembang pesat, meski persaingannya sangat ketat. Salah satu pro duk Reliance Retail, Jio, bahkan menjadi produk terbaik.

        Meski hanya menerima warisan dari ayahnya, Mukesh menjadi orang terkaya di India sebanyak 38 kali sampai 2016. Dalam versi Majalah Forbes, gelar itu juga dia raih selama 10 tahun terakhir. Dia menjadi satu-satunya pebisnis India yang masuk daftar orang paling berpengaruh di dunia yang dirilis Forbes.

        Sampai Januari 2018, Forbes menobatkan Mukesh sebagai orang terkaya ke-18 di dunia dan orang terkaya di dunia di luar Amerika Utara dan Eropa.

        Dia juga menyalip pebisnis e-commerce Jack Ma, Kepala Executive Alibaba Group, sebagai orang terkaya di Asia dengan kekayaan bersih US$44,3 miliar pada 2018. Mukesh juga terkenal dermawan di India. Sampai 2015, berdasarkan Hurun Research Institute, dia menjadi filantrop kelima tertinggi di India.

        Baca Juga: CEO ini Lakukan 5 Strategi Sederhana Hingga Jadi Perusahaan Multibillion-Dollar

        Dia juga ditunjuk menjadi Direktur Bank Amerika, orang pertama di luar AS yang masuk direksi. Melalui Reliance, dia juga membeli klub cricket berkelas Mumbai Indian. Pada 2012, Forbes menyatakan Mukesh merupakan salah satu pemilik klub olahraga terkaya di dunia.

        Saat ini dia tinggal di Antilia Building, salah satu hunian paling mahal di dunia dengan nilai mencapai US$1 miliar. Dia memiliki tiga saudara, yakni satu saudara laki-laki Anil Ambani dan dua saudara perempuan. Mukesh menikah dengan Nita Ambani pada 1984 dan tinggal di Mumbai.

        Antilia memiliki tinggi 570 kaki, tiga helipad, 160 garasi, bioskop, kolam renang, pusat kebugaran, dan lainnya de ngan 600 staf. Mukesh juga memberinya pesawat pribadi Airbus A319 se nilai US$60 juta saat istrinya berulang tahun ke-44. Pesawat A319 yang memiliki kapasitas 180 penumpang telah mengalami modifikasi meliputi ruang tamu, ruang tidur, televisi satelit, wifi, skybar, jacuzzi, dan kantor.

        Baca Juga: Tengok Kisah HM Fitno, Si Konglomerat Rajin Sedekah

        ?Makanan favorit saya ialah idli sambar. Kalau restorannya Mysore Cafe di Mumbai,? kata Mukesh.

        Mysore adalah restoran tempat Mukesh makan saat kuliah. Sang istri, Nita, menggambarkan Mukesh sebagai orang yang pendiam dan pemalu. Sama seperti saat Dhirubhai mencari waktu dari sela-sela pekerjaan untuk anak-anaknya, Mukesh juga sangat memprioritaskan keluarga, terutama pada akhir pekan.

        Pada 2012, dari jabatannya, dia menerima gaji sekitar US$240 juta per tahun. Awalnya Mukesh hidup sederhana saat tinggal di Yaman. Keluarganya pindah ke India pada 1958 dengan harapan ayahnya bisa membuka peluang baru.

        Saat itu mereka membuka bisnis cabai. Gaya hidup Mukesh juga masih standar. Dia banyak menggu nakan produk dan layanan umum, tak terkecuali transportasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: