PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menyatakan jika? tidak terpenuhinya ekspektasi pemasaran produk baru dan situasi politik yang tidak kondusif membuat penjualan bersih di kuartal I 2019 turun 14,25% menjadi Rp7,1 triliun dari Rp8,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.?
Laba bersih ERAA di Kuartal I 2019 tercatat sebesar Rp56,54 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada Kuartal I-2018 yang mencapai Rp216,47 miliar. Sehingga, laba per saham di kuartal pertama tahun ini senilai Rp15 per lembar atau lebih rendah dibanding periode yang sama di 2018 sebesar Rp71 per saham.
Baca Juga: Sepi Konsumen, Laba Erajaya Amblas 74,34%
Wakil Direktur Utama ERAA, Hasan Aula, mengatakan bahwa penurunan penjualan ERAA di Kuartal I-2019 dipengaruhi oleh perlambatan industri secara market size.
"Pada Kuartal I-2019, penjualan kami menurun dan net profit juga menurun. Ini disebabkan oleh peluncuran beberapa produk baru kami yang tidak sesuai dengan ekspektasi penjualan. Memang kondisi politik juga kurang kondusif," paparnya, di Jakarta, Kamis (9/5/2019).?
Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Erajaya Swasembada Bangun Anak Usaha Baru
Pasalnya, pada periode Januari hingga Maret perseroan telah meluncurkan enam produk smartphone baru yang ditargetkan mampu mendorong penjualan di tengah penurunan market size secara industri.?
Lebih lanjut Hasan mengatakan, pada RUPS Tahunan hari ini para pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar Rp159,5 miliar yang berasal dari perolehan laba bersih 2018. "Pembagian dividen tahun ini sebesar Rp50 per saham," ucapnya.
Baca Juga: Gandeng Erajaya, Signify Hadirkan Perangkat Pencahayaan Berbasis IoT
Dalam kesempatan yang sama, Direktur ERAA, Sim Chee Ping mengatakan, untuk menghindri penurunan laba bersih menjadi lebih dalam, Perseroan akan memperbaiki business arrangement dan meningkatkan intensitas pemasaran. "Tahun ini kami akan terus menambah toko," ujar Chee Ping.
Menurut Chee Ping, pada 2018 ERAA menambah 212 toko dan pada tahun ini ditargetkan membuka toko baru sebanyak 330 unit. "Investasinya, sekitar Rp5 juta-Rp7 juta per meter persegi. Rata-rata untuk satu toko luasnya 150 meter per segi," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: