Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Baru Kuartal I, Unilever Sudah Raup Penjualan Rp10,7 Triliun

        Baru Kuartal I, Unilever Sudah Raup Penjualan Rp10,7 Triliun Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Unilever Indonesia Tbk membukukan penjualan bersih sebesar Rp10,7 triliun pada kuartal I tahun ini. Total penjualan tersebut terdiri atas penjualan domestik Rp10,2 triliun dan penjualan ekspor Rp0,5 triliun.

        Tanpa memperhitungkan penjualan kategori spreads yang telah didivestasi pada kuartal III 2018, perseroan membukukan pertumbuhan penjualan domestik sebesar 4,9%.

        Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso mengatakan, perseroan terus melakukan transformasi pada seluruh rantai bisnisnya agar dapat terus maju dengan berlandaskan pada tujuan yang kuat dan lebih tangguh lagi dalam menghadapi tantangan masa depan.

        Baca Juga: Bidik Konsumen Low Income, Unilever Rilis Produk Ice Cream "Seru!"

        "Kami akan terus meluncurkan inovasi-inovasi baru untuk menangkap peluang sesuai aspirasi konsumen. Salah satunya peluncuran Nameera Aquatic Botanical, yang merupakan rangkaian produk halal dari bahan natural pada 31 Januari 2019 lalu," kata Sancoyo di Jakarta, Jumat (31/5/2019).

        Sebagai produk skincare pertama di Indonesia yang menggunakan HydRadiance dalam formulanya, Nameera Aquatic Botanical hadir untuk menjawab kebutuhan muslimah modern Indonesia yang mendambakan produk yang mampu mengembalikan kemurnian kulit wajah untuk cantik yang fitrah.

        Ia menambahkan bahwa per 1 Januari 2019 lalu, perseroan menerapkan PSAK 73: "Sewa". PSAK tersebut mewajibkan perseroan untuk mengakui semua nilai kontrak perjanjian sewa yang memiliki jangka waktu lebih dari 12 bulan sebagai aset hak guna, kecuali aset tersebut bernilai rendah.

        Baca Juga: Penjualan Tumbuh Positif, Unilever Bagi Rezeki "Wow" ke Pemegang Saham

        Sebagai implikasi dari penerapan standar akuntansi ini, perseroan mencatat penambahan aset hak guna dan utang sewa masing-masing sebesar Rp881 miliar dan Rp1 triliun pada laporan posisi keuangan interim 31 Maret 2019. Perseroan juga melakukan penyesuaian kembali laporan keuangan (retrospektif) untuk laporan posisi keuangan 31 Desember 2018 dan 1 Januari 2018.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: